Jika anginku tak sengaja mengikat karet merah di kalbumu sampai-sampai perih dan membiru,,
Ku mohon maafkanlah..
Aku hanya ragu dengan langkahku, sekian lama dada ini tersesak hingga ku rasa rindu hembus angin sejukmu..
Siulan tinta yg kau kirim kepadaku memaksa hati
tuk melihat angin yg kau bawa
Walau tak pernah ku sapa
angin itu di depan mata,
Sekali lagi ia berhasil memulihkan
hati yg terluka..
Celakalah sudah
aku tak boleh terus
bermain-main dengannya
aku takut angin kecil nan indah menjadi keruh semakin parah..
Biarlah kini
ku bawa anginku ke angkasa
agar angin kecil itu tidak ternoda
dan tetap terjaga..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H