Mohon tunggu...
Lyfe

Semboyan Ki Hajar Dewantara Sebagai Acuan Kontribusi Guru

15 Desember 2016   22:50 Diperbarui: 16 Desember 2016   13:52 12095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini banyak sekali media masa yang berbicara mengenai masalah-masalah yang ada dalam dunia pendidikan di Indonesia. Pembicaraan tersebut tidak jauh dari kata seorang guru. sudah sewajarnya jika guru menjadi pusat perhatian dalam pelaksanaan sistem pendidikan itu sendiri. Karena guru adalah salah satu perangkat penting dalam pelaksanaan sistem pendidikan. untuk menjadi seorang guru yang unggul, guru bukan hanya dituntut untuk sekedar mampu mendidik para siswa di dalam bidang pelajarannya saja. Seorang guru juga dituntut agar mau ikut serta dalam membangun sikap anak bangsa indonesia. 

Sebab di dalam sekolah itu sendiri, guru merupakan orang tua kedua bagi para siswa. Guru bertanggung jawab langsung terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung di sekolah. sudah menjadi tugas seorang guru untuk membangun sikap yang baik terhadap para siswanya. Tidak seharusnya guru menjadi momok yang ditakuti oleh para siswa. Selain mendidik siswa baik dalam pelajarannya maupun sikapnya, guru juga harus memberikan pemikiran-pemikirannya dalam memajukan pendidkan di Indonesia.

Seperti kisah yang diangkat oleh media masa merdeka.com mengenai perjalanan Ki Hajar Dewantara Alias Raden Mas Soewardi Soerjaningrat dalam memberikan kemajuan kepada bangsa Indonesia di dalam bidang pendidikan. Ki Hajar Dewantara juga adalah seorang guru sekaligus pendiri perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Ki Hajar Dewantara yang memperoleh sebutan sebagai bapak pendidikan ini memiliki semboyan yang menjadi salah satu kontribusi positif bagi pendidikan di Indonesia. Semboyan tersebut berbunyi “ing ngarso sung tulodo, ing madyo mbangun karso, tut wuri handayani”.

Penjabaran dari semboyan tersebut adalah, (1) Ing Ngarso Sung Tulodo : Dilihat dari asal katanya, maka ing ngarso sung tuladho itu berasal dari kata ing ngarso yang diartikan di depan, sung (lngsun) yang artinya saya, dan kata tulodo yang artinya tauladan. Dengan demikian arti dari semboyan ki Hajar Dewantara yang pertama ini adalah ketika menjadi pemimpin atau seorang guru harus dapat memberikan suri tauladan untuk semua orang yang ada disekitarnya. (2) Ing Madyo Mbangun Karso : Dari asal katanya, maka Ing Madyo Mbangun Karso berasal dari kata Ing Madyo yang diartikan di tengah-tengah, Mbangun yang memiliki arti membangkitkan dan karso yang memiliki arti bentuk kemauan atau niat. 

Dengan demikian makna dari semboyan Ki Hajar Dewantara yang kedua ini adalah seorang guru di tengah-tengah kesibukannya diharapkan dapat membangkitkan semangat terhadap peserta didiknya. (3) Tut Wuri Handayani : Dari asal katanya, Tut Wuri Handayani, dirangkai dari kata tut wuri yang memiliki arti mengikuti dari belakang da kata handayani yang memilki arti memberikan motivasi atau dorongan semangat. Dengan demikian semboyan ki Hajar Dewantara yang ketiga ini memiliki makna bahwa seorang guru diharapkan dapat memberikan suatu dorongan moral dan semangat kepada peserta didik ketika guru tersebut berada di belakang.

Dari semboyan beliau lah tercipta semangat berpendidikan yang tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia. Sudah seharusnya guru-guru di Indonesia belajar dari seorang bapak pendidikan yang telah memberikan dampak positif terhadap bangsa Indonesia. karena, di tangan para gurulah nasib para penerus generasi bangsa. serta tanggung jawab kemajuan pendidikan di Indonesia salah satunya di pengaruhi oleh para guru. oleh karena itu, guru juga harus berkontribusi dalam hal yang positif dan ikut serta menyalurkan kemampuannya di dalam bidang pendidikan semaksimal mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun