Dari "stasiun balapan" kau berjalan
Lewati "seribu kota" kehidupan penuh perjuangan
Kau sirami "rumput teki" layu harapan
Bersama "air hujan" semikan kembang
Di "pantai klayar" Â kau tulis "surat kerinduan"
Pada kekasih yang "mengingkari janji"
Meski "hatimu hancur" lihat "pajangan suami" kekasih
Kau tetap jadi Bapak Patah Hati yang membumi
Kini kau pergi tinggalkan sakit hati
Merindu Kekasih sejati di kota abadi
Mojokerto, 5 Mei 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!