[caption caption="Ilustrasi Lomba Panjat Pohon Pinang (sumber gambar: http://Storyza.wordpress.com)"][/caption]
Oleh: J. Haryadi
Apakah ada yang salah ketika kita merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dengan bermain dalam perlombaan memanjat pohon pinang? Tentu saja tidak, sebab permainan tersebut justru sangat mengasyikkan dan sudah menjadi salah satu tradisi tahunan yang populer untuk merayakan HUT RI bagi masyarakat Indonesia. Bahkan kegiatan ini sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia dan satu-satunya di dunia.
Alat permainan panjat pinang adalah menggunakan sebuah pohon pinang yang tingginya sekitar 4-7 meter dan sudah dikupas kulit batangnya. Kemudian batang tersebut dilumuri oli bekas yang sudah disiapkan oleh panitia perlombaan. Pada bagian atas pohon tersebut, disiapkan gantungan yang terbuat dari bambu dengan bentuk melingkar dan berisi berbagai hadiah menarik. Pada bagian puncaknya biasanya dipasang bendera merah putih sebagai lambang negara kita.
Para peserta berlomba umumnya terdiri dari beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari beberapa orang, umumnya antara 5-7 orang atau tergantung peraturan yang dikeluarkan oleh panitia lomba. Mereka diberi waktu yang sama untuk mencoba memanjat pinang tersebut. Jika waktunya sudah habis dan kelompok tersebut belum berhasil, maka kesempatan memanjat diberikan kepada kelompok lainnya. Begitu seterusnya sampai ada kelompok pemanjat yang berhasil meraih hadiahnya.
Jika ingin memenangkan permainan panjat pinang, setiap kelompok harus memiliki strategi khsusus. Biasanya peserta dalam kelompoknya yang memiliki badan besar dan berotot diletakkan pada posisi paling bawah. Orang yang berada pada lapis kedua yang bertubuh lebih ringan berdiri dipundak peserta pertama. Kemudian peserta ketiga dan seterusnya juga melakukan hal yang sama. Peserta yang bertubuh kecil dan paling lincah biasanya ditempatkan pada posisi akhir dan akan memanjat sampai ke atas untuk meraih semua hadiah yang ada di puncak.
Sejarah Panjat Pinang
Jauh sebelum permainan lomba panjat pohon pinang dikenal di Indonesia, permainan ini sudah terlebih dahulu diadakan oleh Pemerintah Belanda di negaranya. Orang Belanda menggelar permainan lomba panjat tiang setiap tanggal 31 Agustus dalam rangka memperingati hari ulang tahun Ratu Belanda, Wilhemina. Selain itu, mereka juga menggelar lomba panjat tiang pada perayaan hari-hari besar mereka.
Menurut penelitian Asep Kambali (pendiri Komunitas Historia Indonesia) terhadap koleksi museum Tropen, Belanda, ternyata permainan panjat pohon pinang sebenarnya merupakan adaptasi dari sebuah permainan sejenis yang di Belanda dikenal dengan nama "De Klimmast" yang berarti panjat tiang.
Konon, tradisi lomba panjat pinang di Indonesia ini sudah ada sejak zaman pra kemerdekaan, tepatnya pada masa penjajahan Belanda. Pada saat itu pemerintah kolonial Belanda sering mengadakan acara lomba panjat pinang sebagai hiburan ketika mereka mengadakan acara besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain. Peserta yang mengikuti lomba ini hanya orang-orang pribumi. Berbeda dengan "De Klimmast" di Belanda yang pesertanya justru warga negara Belanda sendiri.
Pada masa itu, kaum kolonial tergolong masyarakat kelas atas. Mereka adalah kaum terhormat yang biasa hidup dalam kemewahan dan oleh sebab itu, umunya hadiah yang diperebutkan adalah sesuatu yang biasa mereka pergunakan, seperti makanan berupa keju, gula, beras, gandum serta pakaian seperti kaos dan kemeja. Tentu saja bagi kaum pribumi barang-barang tersebut termasuk barang mewah.