Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Bisakah Kita Belajar Konsisten?

6 Mei 2014   13:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:49 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13993328641137775654

[caption id="attachment_334910" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi Gambar : Konsisten (sumber :http://socialmediatoday.com)"][/caption]

Oleh : J. Haryadi

Konsisten hanya sebuah kata, namun maknanya cukup dalam. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "konsisten" mempunyai makna : 1. tetap (tidak berubah-ubah);taat asas, ajek; 2 selaras; sesuai : contoh dalam kalimat "perbuatan hendaknya sesuai dengan ucapan". Mungkin kalau coba saya definisikan dalam bahasa yang sederhana, konsisten itu artinya "bisa dipercaya" karena "apa yang dikatakan, sesuai dengan apa yang akan dilakukan".

Kita sering sekali merasa kecewa pada seseorang, bisa saja orang tersebut adalah orang yang baru kita kenal, sahabat kita, saudara kita bahkan dari orang yang paling dekat, yaitu keluarga kita sendiri. Kekecewaan itu mungkin saja berasal dari hal yang kecil, sederhana dan terlihat sepele, yaitu karena adanya "janji" yang tidak disepakati. Bahkan dalam kitab suci Al-Qur'an sangat jelas diterangkan mengenai hal ini, seperti tercantum dalam Al-Qur'an (Al-Isra":34) yang artinya “Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya.”

Memang pada kenyataannya, ada dua jenis manusia di muka bumi ini yang memiliki karakter berbeda. Manusia pertama adalah manusia yang selalu menepati janjinya alias konsisten. Manusia yang kedua adalah manusia yang sering tidak menepati janjinya atau tidak konsisten. Bahkan salah seorang rekan saya menyebut temannya dengan istilah "Untrust man" terhadap salah seorang temannya yang ingkar janji. Tentu bukan tanpa alasan dia memberikan atribut yang tidak enak tersebut. Setelah saya tanya alasannya, ternyata dia sudah berulang kali dibohongi oleh temannya itu.

Sejujurnya saya katakan, tidak mudah untuk menjadi orang yang konsisten. Saya sendiri kadang tidak konsisten dengan diri sendiri. Misalnya ketika saya berjanji ada diri sendiri untuk menulis dua buah artikel setiap hari, namun pada kenyataannya saya belum bisa melakukannya. Meskipun saya berjanji pada diri sendiri, seharusnya saya harus konsisten menepatinya. Masih untung saya hanya mengecewakan diri sendiri, bagaimana kalau kepada orang lain ? Tentu orang yang saya janjikan akan kecewa dan kepercayaannya kepada saya akan menurun.

Berjanji itu penting, apalagi kepada orang lain. Sebaiknya kita jangan membuat sebuah janji kalau kita tidak bisa memenuhinya. Jika kita bernjanji dan ternyata karena sesuatu dan lain hal tidak dapat memenuhinya, sebaiknya kita dengan berbesar hati mau meminta maaf. Langkah ini paling tidak bisa mengurangi kekecewaan orang yang sudah kita janjikan. Jangan karena kita merasa lebih kaya, lebih tinggi jabatannya, lebih tinggi status sosialnya, lebih pintar atau berbagai atribut lainnya membuat kita menyepelekan hal ini. Ingat, setiap kita bernjanji ada sesuatu yang kita pertaruhkan yaitu nama baik (dimata manusia) dan iman (dimata Tuhan).

Mari kita belajar konsisten dan berusaha untuk konsisten. Ketika janji atau pernyataan yang kita keluarkan tidak sesuai dengan apa yang kita lakukan, maka runtuhlah sudah kepercayaan orang terhaddap kita. Harga sebuah kepercayaan itu sangat mahal dan tidak bisa diukur dengan uang. Jika kita ingin dihormati orang, dihargai orang, maka belajarlah menjadi orang yang konsisten.

Apakah kita sudah termasuk orang yang konsisten ? Tidak perlu dijawab, karena anda pasti sudah tahu jawabannya. Hati kecil anda tidak bisa berbohong mengenai hal ini. Jika anda masih belum menjadi orang yang konsisten, maka mulai hari ini mari kita berubah menjadi orang yang konsisten.

Semoga bermanfaat

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun