Galnas Goes to School (sumber: GNI)
Oleh: J. Haryadi
Kegiatan rutin Galeri Nasional Indonesia (GNI) bertajuk “Galnas Goes to School” kali ini berlangsung pada Selasa, 10 Maret 2015 di SMAN 4 Cimahi, Jalan Kihapit Barat No.323, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat. Seperti kegiatan Galnas sebelumnya, acara yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Cimahi dan SMAN 4 Cimahi ini berlangsung dengan meriah dan sukses.
Acara bertema “Menumbuhkan Motivasi, Kreativitas dan Apreasi Seni” ini dihadiri sekira 500 orang peserta dari kalangan pelajar dan guru SMA/SMK/MA Negeri dan Swasta se Kota Cimahi. Selain itu hadir juga para seniman dari organisasi Forkis (Forum Pelukis Cimahi) dan Sekoci (Seniman Kota Cimahi). Tampak Agus Hamdani, Ketua Forkis dan beberapa anggotanya hadir dalam acara tersebut.
Acara pertama dimulai dengan diskusi seni yang dibuka langsung oleh Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus ‘Andre’ Sukmana. Pada kesempatan itu Andre mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan program bimbingan dan edukasi dalam seni rupa. Dia mengajak kepada para peserta untuk bersama-sama GNI mengembangkan seni rupa di Indonesia.
“Pada Mei 2015 nanti kami akan mengadakan pameran Seni Rupa Nusantara di Galeri Nasional Indonesia. Kami berharap para pelajar, guru dan seniman berpartisipasi mengirimkan karya terbaiknya. Kami akan menyeleksi setiap karya yang masuk. Karya yang lolos dan memenuhi syarat akan kami pamerkan disana,” ujar Tubagus menambahkan.
[caption id="attachment_402887" align="aligncenter" width="268" caption="Tubagus "]
Tubagus ‘Andre’ Sukmana yang menjabat sebagai Kepala GNI sejak 2005 ini menjelaskan bahwa lembaga yang dipimpinnya itu berawa di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tugas GNI adalah memberikan layanan edukasi di bidang seni rupa dan bertujuan untuk memberikan peningkatan wawasan kreatifitas serta mengembangkan apresiasi seni rupa, sehingga eksistensi dunia seni rupa di Indonesia tetap terjaga.
[caption id="attachment_402888" align="aligncenter" width="480" caption="Kepala Galeri Nasional Indonesia (GNI), Tubagus "]
Sarjana (S1) Seni Rupa IKIP (UPI) Bandung (1987) dan alumni Program Magister (S2) Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana, Jakarta (2012) ini berharap agar kegiatan ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi pelajar, guru maupun pelaku seni sehingga mampu mendorong daya kreativitas untuk menciptakan karya-karya yang inovatif.
[caption id="attachment_402897" align="aligncenter" width="480" caption="Peserta diskusi Galnas Goes to School 2015 (sumber: J.Haryadi)"]
[caption id="attachment_402898" align="aligncenter" width="480" caption="Suasana diskusi seni di SMAN 4 Cimahi (sumber: J. Haryadi)"]
[caption id="attachment_402899" align="aligncenter" width="480" caption="Agus Hamdani (Ketua Forkis), Bahar Malaka (Sekjen Forkis), Pak Dedi (Guru SMAN 5 Cimahi) dan Bu Rarang (Guru SMAN 1 Cimahi) tengah serius mengikuti acara diskusi (sumber: J. haryadi)"]
Sementara itu pada kesempatan terpisah, Kepala SMAN 4 Cimahi, Doddy Sularto mengatakan kepada wartawan, “Kegiatan ini sangat bagus untuk siswa, apalagi minat siswa terhadap seni rupa masih kurang. Dengan kegiatan ini diharapkan mereka bisa lebih menyukai seni rupa."
Selain diskusi, acara Galnas kali ini juga diisi dengan berbagai kegiatan lain seperti Workshop, Pameran, Pemutaran Film/Video Dokumenter Maestro Seni Rupa Indonesia dan Profil GNI, dan Motiva Talk. GNI juga menggelar Galnas EDU Corner, sehingga pengunjung bisa memperoleh berbagai informasi seputar GNI dan program-programnya.
Diskusi seni dan budaya dimulai dengan paparan dari nara sumber pertama, yaitu Drs. Andi Suandi. Ketua Asosiasi Guru Seni dan Budaya Indonesia ini dalam paparannya mengangkat topik “Konsep Mutu Pembelajaran Seni Budaya Yang Berbasi Pada Akar Budaya Nusantara“.
[caption id="attachment_402889" align="aligncenter" width="480" caption="Suasana acara diskusi seni (sumber: J. Haryadi)"]
[caption id="attachment_402895" align="aligncenter" width="480" caption="Salah satu nara sumber, Drs. Andi Suandi, sedang memaparkan makalahnya (sumber: J. Haryadi)"]
Pelukis, Ketua Komite Seni Rupa DKTS dan Guru Seni Rupa SMP Al-Izhar, Podok Labu, Jakarta ini mengatakan, “Peran seni yang bersifat multikultural ini dapat dijadikan pemersatu bangsa dengan kemampuan manusia untuk saling menghargai adanya perbedaan. Melalui pemahaman dan penghayatan serta penghargaan terhadap budaya Indonesia dan global diharapkan bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang berkarakter.”
Pembicara lain, Rizki A. Zaelani (kurator dan dosen seni rupa ITB) mengatakan bahwa seni menciptakan pengalaman khusus. Seni adalah soal persepsi dan ilusi. Seni juga merupakan pengalaman sebelumnya. Kurator yang punya segudang pengalaman ini mengajak guru seni, seniman dan praktisi seni rupa untuk mempelajari apa yang dilakukan oleh anak-anak dan bisa belajar dari mereka.
[caption id="attachment_402894" align="aligncenter" width="480" caption="Nara sumber diskusi seni, Rizki A. Zaelani, sedang memaparkan makalahnya (sumber: J. Haryadi)"]