Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan-jalan Sambil Mengintip Peternakan Sapi di Cipayung – Bogor

3 Februari 2014   08:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:13 3959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_319980" align="alignnone" width="630" caption="Penulis di Peternakan Sapi Cibogo  Panatrako di Cipayung - Bogor (Sumber : Koleksi Pribadi)"][/caption]

Oleh : J. Haryadi

Mempunyai banyak teman bisa mendatangkan banyak rezeki. Buktinya, ketika saya bersilaturahmi ke salah seorang teman yang sukses di Jakarta, Saya mendapat oleh-oleh menarik, yaitu diajak jalan-jalan dan menginap di salah satu vila di daerah Cisarua, Bogor. Tentu saja semua biaya ditanggung oleh teman saya tersebut. Saya tidak perlu merogoh kocek tebal untuk bisa menikmatinya. Hemm ... memang rezeki tidak akan lari kemana-mana kalau sudah menjadi rezeki kita.

Perjalanan kami dari Jalan Joe, di Jakarta Selatan, menuju ke lokasi vila tempat kami menginap di Cisarua, Bogor ditempuh dalam waktu sekitar satu jam. Lokasinya ternyata tidak begitu jauh dari jalan raya Cisarua menuju Puncak. Patokannya adalah sebuah Pom bensin pertama setelah keluar Tol Jagorawi menuju puncak. Tepat sebelah kanannya terdapat jalan masuk menuju ke arah perbukitan. Ketika menelusuri jalan kecil tersebut, terdapat banyak sekali berdiri vila mewah milik orang-orang kaya disana.

Kami menuju ke sebuah sebuah vila milik Direktur Jubilee School, sebuah sekolah internasional yang cukup ternama di Jakarta. Di lahan seluar 4 hektar tersebut terdapat vila utama tempat kami menginap. Vila ini tidak disewakan kepada orang lain dan biasanya khusus ditempati oleh pemiliknyaketika sedang berlibur disini.

Di vila utama inilah tempat kami menginap. Bangunan dua lantai ini terbuat dari dinding beton, namun bagian lainnya seperti pada lantai,  pintu dan jendelanya dikombinasikan dengan bahan kayu kayu impor dengan warna putih kekuning-kuningan, sehingga terkesan sangat artistik. [caption id="attachment_319981" align="alignnone" width="600" caption="Vila Tempat Penulis Menginap (Sumber : Koleksi Pribadi"]

13913891331988813311
13913891331988813311
[/caption] Tidak jauh dari vila utama ini terdapat banyak pohon-pohon pinus yang indah dan taman rumput yang cukup luas. Di kejauhan terlihat pemandangan perbukitan yang samar-samar tertutup kabut tipis. Udara disekitarnya terasa sangat sejuk. Apalagi ketika kami datang kebetulan sedang turun hujan gerimis, sehingga membuat suasan terkesan sangat romantis. [caption id="attachment_319982" align="alignnone" width="700" caption="Pemandangan di Sekitar Vila Yang Sangat Indah (Sumber : Koleksi Pribadi)"]
1391389264252197952
1391389264252197952
[/caption] Selain itu terdapat 3 vila lainnya yang terbuat dari kayu dengan model rumah adat Betawi. Sayangnya pada dinding bagian luar vila yang indah ini di cat dengan warna putih, sehingga warna asli kayunya tidak terlihat. Seandainya saja tidak di cat, warna alami kayu ini justru lebih menarik. Apalagi tekstur kayu impor ini mirip seperti kayu Jati, sehingga terkesan lebih alami. [caption id="attachment_319983" align="alignnone" width="600" caption="Salah Satu Vila Mirip Rumah Adat Betawi (Sumber : Koleksi Pribadi)"]
13913893781653365287
13913893781653365287
[/caption] [caption id="attachment_319984" align="alignnone" width="600" caption="Vila Mirip Rumah Betawi Dilihat DAri Sisi Lain (Sumber : Koleksi Pribadi)"]
1391389542976664917
1391389542976664917
[/caption] Pada bagian lainnya terdapat bangunan permanen tiga lantai yang terdiri dari puluhan kamar yang diperuntukkan bagi rombongan dari perusahaan atau instansi. Ada juga bangunan pendopo berbentuk joglo yang dapat menampung sekitar 100 orang. Tempat ini bisa dipakai untuk acara seminar, pelatihan atau hanya sekedar hiburan. [caption id="attachment_319985" align="alignnone" width="600" caption="Fasilitas Pendopo di Vila Milik Jubilee School"]
13913896321501301979
13913896321501301979
[/caption] Masih banyak lagi fasilitas yang terdapat di vila milik Direktur Jubilee School ini, seperti kolam renang, kolam ikan, track untuk melakukan hiking dan out bond. Sayangnya karena kedatangan kami kesana curah hujan cukup lebat seharian sehingga tidak dapat mencoba semua fasilitas tersebut. [caption id="attachment_319986" align="alignnone" width="600" caption="Fasilitas Outbond di Sekitar Vila (Sumber : Koleksi Pribadi)"]
13913899401463834759
13913899401463834759
[/caption]

Mengintip Peternakan Sapi

Dasar seorang penulis, gatal rasanya kalau tidak mencari inspirasi untuk menulis. Usai mengelilingi kompleks vila yang begitu luas, Saya dan teman mencoba berjalan keluar kompleks vila sambil berolahraga dan menikmati udara segar.

Kami menelusuri jalan sempit beraspal sambil mengobrol sedikit urusan bisnis. Di sisi kiri dan kanan jalan terdapat banyak bangunan vila milik para pengusaha dan pejabat. Lalu kami berhenti sejenak sembari duduk beristirahat di warung kecil milik penduduk setempat.

Beberapa orang tampak sedang menikmati secangkir kopi hangat dan menyantap makanan ringan. Kami pun tak mau ketinggalan untuk ikut minum dan mencicipi pisang goreng hangat. Rekan saya yang doyan rokok tidak tahan untuk mengisap rokok kesayangannya, sementara saya sendiri asik meneguk secangkir teh hangat kesukaan saya.

Menurut salah seorang yang sama-sama tengah sarapan di warung kecil itu, dirinya dan tim dari sebuah PH (Production House) sedang mengadakan shooting sebuah sinetron berjudul “Cinta di kandang Sapi”. Kebetulan lokasinya tidak jauh dari tempat kami ngobrol. Saya pun jadi punya ide untuk mewawancarai artis pemain sinetron tersebut.

Usai sarapan, kami kembali bergerak berjalan kaki menuju lokasi shooting sinetron. Tak lama terlihat beberapa kru film yang tengah sibuk mempersiapkan kegiatan mereka. Saya sempat bertanya dengan salah satu kru mengenai kegiatan mereka dan minta izin meliput. Mereka mempersilahkan saya untuk meliput sambil menjelaskan kalau shooting belum dimulai, karena sedang menunggu pemeran utama yang belum datang.

Tidak jauh dari lokasi shooting terlihat sebuah peternakan sapi. Iseng-iseng saya mengajak teman untuk melihat sapi-sapi tersebut.  Dari jauh tampak puluhan ekor sapi gemuk berwarna coklat berada di kandang luar. Pada bagian dalam terlihat juga puluhan sapi dalam kandang tertutup. Ternyata sapi yang ada di luar (kandang terbuka) adalah jenis sapi pedaging (sapi potong) dan biasanya berjenis kelamin jantan, sedangkan sapi yang berada di dalam kandang tertutup adalah sapi perah berjenis kelamin betina yang diambil susunya untuk dijual.

Menurut Fahrizal (42), peternakan sapi ini milik Habib Ali. Dirinya sudah cukup lama bekerja disana. Di peternakan tersebut terdapat sapi potong berjumlah 35 ekor, sedangkan sapi perah berjumlah sekitar 37 ekor. Beberapa sapi perah ada yang sedang hamil, bahkan seekor diantaranya sudah melahirkan. Anak sapi yang baru dilahirkan disimpan di tempat khusus dan dipisahkan dengan sapi lainnya.

Sapi yang sedang hamil tidak boleh diperah susunya. Justru sapi yang baru lahir susunya berkualitas bagus dan berwarna kuning.  Orang menyebut susu ini dengan nama Kolestrum. Kami tidak menjual susu susu ini karena digunakan untuk anak sapi. Nanti kalau susu sapi tersebut sudah berubah warna menjadi putih, baru bisa dijual kembali, “ jelas Rizal. [caption id="attachment_319987" align="alignnone" width="600" caption="Petugas Sedang Memerah Susu Sapi (Sumber : Koleksi Pribadi)"]

13913902721606318578
13913902721606318578
[/caption] Semua sapi berada dalam sebuah ruangan besar seperti gudang. Lantai ruangan tersebut terbuat dari semen dan ada tempat makannya. Sapi ditambatkan secara berjejer dengan jarak sekitar 2 meter antara satu sapi dengan lainnya.  Sapi-sapi ini terlihat gemuk dan sehat. [caption id="attachment_319988" align="alignnone" width="600" caption="Sapi Perah Terlihat Gemuk dan Sehat (Sumber : Koleksi Pribadi)"]
13913904051830345748
13913904051830345748
[/caption] Fahrizal menambahkan, “Sapi-sapi ini biasanya kami perah susunya di pagi hari yaitu sekitar jam 06.30 dan sore hari jam 15.00. Produksi air susu di pagi hari jauh lebih banyak dibandingkan dengan sore hari. Sekitar 70% air susu diambil pagi hari sedangkan sisanya 30% sore hari. Semua air susu tersebut selanjutnya ditampung dalam sebuah tempat penampungan yang disebut Jerigen Scan berkapasitas 40 liter.” [caption id="attachment_319989" align="alignnone" width="600" caption="Fahrizal Berpose di Depan Jerigen Scan (Sumber : Koleksi Pribadi)"]
13913904891254341360
13913904891254341360
[/caption]

Setelah ditampung, susu tersebut akan diolah kembali sehingga menjadi susu murni yang siap saji. Dari kandang susu tersebut lalu susu dikirim ke KUD “Giri Tani” untuk selanjutnya di jual ke publik. Jika ada pembeli yang berminat membeli susu murni siap saji, mereka menjualnya dengan harga Rp.5.000 perliter.

Demi menjaga kualitas, sapi yang sakit tidak diperkenankan diperah susunya. Mereka akan memanggil dokter hewan untuk memeriksa kesehatannya. Jika sapi benar-benar sudah pulih kesehatannya, baru boleh di perah kembali. Sapi tidak akan diperah susunya jika volume air susunya sudah menurun. Itu tandanya sapi tersebut harus segera diganti dengan sapi baru yang masih mudah, sedangkan sapi yang sudah tidak produktif biasanya dijual untuk dijadikan sapi potong.

Bagi anda yang berminat membeli susu sapi murni atau ingin belajar bagaimana proses produksi susu murni tersebut, silahkan menghubungi salah satu karyawan Peternakan Sapi Cibogo “Panatrako” yang terletak di Cipayung – Bogor :

1.Fahrizal

2.Darma

Semoga bermanfaat.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun