[caption id="attachment_386390" align="aligncenter" width="600" caption="Salah satu pemandangan alam di sudut Kampung Jelekong (sumber foto: J. Haryadi)"]
[caption id="attachment_386391" align="aligncenter" width="600" caption="Suasana di Kampung Jelekong (sumber foto: J. Haryadi)"]
Kampung  ini dulunya penuh dengan pelukis, bahkan jumlahnya pernah mencapai 600 pelukis. Di sini juga sempat berdiri banyak galeri lukisan, jumlahnya lebih dari 20 buah. Namun sayangnya kondisi sekarang sudah berubah, tidak banyak lagi seperti dulu. Sudah banyak galeri dan rumah yang dulunya menjual lukisan kini sudah berubah menjadi warung atau toko yang menjual kebutuhan rumah tangga. Hanya tersisa beberapa pedagang yang masih eksis menjual lukisan.
Aktivitas warga di sini tidak jauh berbeda dengan aktivitas seperti di desa pada umumnya. Sesekali kita melihat andong (sejenis kereta kuda) melintas membawa penumpang. Kita juga sering melihat beberapa seniman sedang menjemur lukisan yang belum kering ke atap rumah atau di sisi kiri dan kanan jalan.
Salah satu hal yang menarik wisatawan datang ke desa ini adalah karena harga lukisan yang dijual di sini relatif murah, sangat berbeda kalau sudah dipajang di Jalan Braga, apalagi kalau sudah masuk ke galeri ternama. Memang tidak semua lukisan di Jelekong adalah lukisan masal dan murahan, ada juga lukisan yang mempunyai nilai jual tinggi dan sangat berkualitas, namun hanya bisa dihitung dengan jari.
Sebagai gambaran, lukisan berbagai objek tanpa bingkai dengan ukuran kecil biasanya dijual dengan harga kisaran Rp.15.000-25.000. Lukisan berukuran sedang dijual dengan harga sekitar Rp.50.000-Rp.75.000. Sementara ukuran besar dijual dengan harga 150.000 – Rp.250.000. Sementara itu khusus untuk lukisan tertentu dari pelukis yang sudah punya nama dan biasa memajang karyanya di galeri, harganya lebih tinggi yaitu berkisar dari Rp.1.500.000-Rp.7.000.000 untuk ukuran 2 m X 1 m.
Jelekong sebenarnya tidak hanya dikenal sebagai sentra lukisan, namun juga sebagai gudangnya pedalang wayang golek yang handal. Tercatat nama seniman besar Asep Sunandar Sunarya, seorang dalang wayang golek yang sangat terkenal pernah dilahirkan disini. Jika anda ingin melihat kesenian wayang golek, datang saja ke ke RW 1, Kampung Giriharja. Lokasinya sekitar 500 meter dari kantor kelurahan Jelekong.
Bukan hanya lukisan dan kesenian wayang golek yang ada di Kelurahan Jelekong, anda juga masih bisa melihat rumah adat Sunda dan berbagai jualan makanan khas Sunda di sana. Selain itu kesenian seperti jaipongan, pencak silat dan sisingaan juga tumbuh subur di sini. Di sini juga  terdapat situs alam yang menarik untuk dikunjungi seperti Goa Landak, Curug Cangkring, dan Curug Batukarut. Tidak heran kalau Kelurahan ini dijadikan salah satu tujuan wisata oleh pemerintah Jawa Barat. Sayangnya, wisatawan yang berkunjung ke sini justru kebanyakan dari luar negeri dan kurang diminati wisatawan lokal. Hal ini juga mencerminkan betapa bangsa kita masih kurang menghargai seni dan budayanya sendiri.
(bersambung ke bagian 2)
***
J. Haryadi
Wartawan Blogger
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H