DUA hari terkhir, petugas aviation security (avsec) Bandara Sultan Hasanuddin Makassar geger. Ulah penumpang iseng yang mengaku membawa bom jadi musababnya.
Adalah oknum polisi Ipda Cahyo Widyanto yang berulah. Polisi yang tugas di Polda Bali ini harus berurusan dengan petugas pengamanan bandara lantaran mengaku membawa bahan peledak di tasnya.
Cahyo digelandang Propam Polda Sulselbar, Minggu (10/1/2016), sebelum diserahkan ke Polda Bali untuk dapat pembinaan disiplin.
Tak cukup sampai di situ. Sehari setelahnya, Senin (11/1/2016), petugas avsec kembali dibuat pusing. Oknum PNS dari Pemprov Papua entah dirasuki mahluk dari mana mengaku membawa bom. Dia mengatakan ada bom di badannya saat melewati walk trough metal detector (WTMD) menuju ruang tunggu keberangkatan.
Saat metal detector berbunyi, petugas pun menanyai Doimininggus. Saat itulah, tanpa perasaan bersalah sedikit pun, Domininggus mengatakan ada bom. Bahkan sampai mengulangi kata-katanya hingga tiga kali.
Petugas pun sigap bertindak. Standar keamanan yang tinggi langsung diterapkan. Sterilisasi di Bandara dilakukan. Tak boleh ada celah sedikit pun, apalagi ini menyangkut banyak nyawa manusia.
Akses ke lantai dua bandara menuju area keberangkatan langsung ditutup. Petugas stand by di tiap pintu. Domininggus diperiksa intensif dan dibawa ke posko Avsec sebelum diketahui hanya bergurau.
Bukan hanya di Makassar. Kasus serupa juga ternyata terjadi di tempat lain dengan waktu hampir bersamaan. Pada Sabtu (9/1/2016), Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru juga dibuat panik.
Semua penumpang pesawat Lion Air rute Pekanbaru-Medan terpaksa diturunkan. Oknum TNI berseloroh membawa bahan peledak dalam tasnya. Take off pesawat pun ditunda.
Sang pramugari dan pilot yang dibuat kaget meminta seluruh kargo, hingga barang bawaan penumpang diperiksa ulang sebelum kembali berangkat. Ada-ada saja..!!
Bercanda tentu saja hal yang manusiawi. Namun, kemampuan menempatkan candaan menunjukkan kualitas manusia sesungguhnya.