Teman adalah orang yang kamu kenali dalam hidup kamu, dia akan siap berbagi pengalaman suka dan cita jika kamu orang yang ia senangi ataukah ia siap memberikan solusi jika kamu menghadapi masalah tapi yakin dan percaya kita harus pandai memilih teman agar kita salah arah bukan berarti teman yang buruk harus diabaikan tak ada yang lebih baik daripada teman, dan tak ada yang lebih buruk daripada merasa terbuang. Teman itu penting tetapi tidak boleh menjadi pusat kehidupanmu. Mengapa? ya, sesekali kan mereka berubah. Sesekali mereka tidak tulus. Terkadang mereka membicarakanmu dibelakangmu atau punya teman baru dan melupakanmu. Suasana hati mereka merubah-ubah.
Selain itu, kalau kamu mendasarkan indetitasmu pada kamu apakah kamu punya banyak teman, apakah kamu diterima, apakah kamu populer, bisa-bisa kamu kompromikan standar-standarmu atau mengubahnya setiap akhir pekan untuk menyesuaikan diri demi teman-temanmu.
Percaya atau tidak, akan datang harinya ketika teman-temanmu bukanlah hal terpenting dalam hidupmu. Ketika sekolah menengah, saya punya banyak teman. Kamu melakukan segalanya bersama-sama berenang disungai yang sebenarnya melanggar hukum, makan sebanyak-banyaknya di warteg dll. Tetapi setelah lulus dari sekolah menengah, saya heran betapa jarangnya ketemu. Tempat tinggal jauh, dan hubungan-hubungan baru, pekerjaan, serta keluarga, menghabiskan waktu kami. Ketika remaja, saya tak mungkin bisa memahami hal ini.
Bersabarlah sebanyak mungkin, tetapi janganlah bangun hidupmu diatasnya. Itu landasan yang tidak stabil.
Baca artikel Sebelumnya: Paradigma Tentang Diri Sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H