“CERITA LUCU SUKU MUNA “
Sulawesi Tenggara memiliki bahasa yang beraneka ragam. Daerah yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara misalnya adalah Kabupaten Muna dengan ibu kotanya Raha. Masayarakat Muna lebih mengenal Bahasa Indonesia dengan logat ala Jakarta “Loh dan Gueh” ketimbang bahasa daerahnya sendiri yaitu bahasa daerah Muna. Hal ini karena pengaruh kurangnya kesadaran serta kemauan kita untuk lebih mengenal dan mengetahui bahasa daerah kita sendiri. Tak bisa kita pungkiri, dikalangan kita saja sebagai mahasiswa putra-putri dari Muna belum tahu bahkan ada yang tidak mengetahui bahasa daerahnya sama sekali. Kita sebagai generasi muda sepatutnya harus dan wajib tahu bahasa daerah kita, karena kita dilahirkan dari kampung halaman, dan bahasa daerah itu akan menunjukkan persatuan dan kesatuan kita baik ditingkat daerah maupun bagi negara kita, Republik Indonesia.
Bahasa daerah Muna memilki gaya bahasa yang unik dibandingkan dengan bahasa daerah yang lain. Bukan membeda-bedakan bahasa daerah yang satu dengan yang lain, tetapi untuk menunjukkan persatuan bangsa dengan menjaga bahasa daerah kita masing-masing agar tetap lestari. Olehnya itu, perlu kesadaran dari kita sendiri khususnya bagi generasi-generasi muda untuk tetap melestarikan bahasa daerah. Tidak perlu malu untuk menggunakan bahasa daerah, karena bahasa menunjukkan bangsa.
Ada cerita yang cukup unik, saya ingin bercerita sedikit mengenai cerita lucu daerah muna. Ceirita ini sudah lama saya dengar dan mungkin bahkan sekarang cerita ini menjadi guyonan saya ketika saya berkumpul bersama orang-orang muna yang tinggal di daerah lain. Peda ini tula-tulano, “Suatu hari ada orang Muna yakni anak dan ibunya hendak mau berangkat ke Jakarta. Si anak memberitahu kepada ibunya, Oma.. Oma.. sbntar lau kita udah tiba di kota Jakarta kita bicara pake bahasa (Loh.. dan Gue..) okemi Oma., Iya ana, gampangmi kune itu, jawab ibunya. Setelah mereka sampai di jakarta kemudian mereka naik mobil angkot. Ketika mereka turun dari angkot, tanpa disengaja kepala ibunya tertumbuk di mobil. Aduh ana, GUE TIBHANGKU nih, lalu anaknya menjawab LUH Si Mak NGGAK LONGKO dulu..hmm, itulah sedikit cerita yang mungkin dapat kita ambil pelajaran bahwa janganlah malu untuk menggunkan bahasa daerahmu dimanapun kamu berada, meski telah berada ditempat yang jauh dari daerah dan kampung halamanmu.
Sebagai simpulan dari cerita di atas yakni Bahasa menunjukkan bangsa. Bahasa Daerah Muna merupakan Bahasa pemersatu di daerah Muna dan menjadi alat informasi bagi masayarakat Muna khususnya serta menjadi ciri dan identitas dari masayarakat Muna itu sendiri. Maka dari itu Sebaiknya bahasa tetap dilestarikan untuk menjunjung tinggi niliai-nilai dan tradisi suku, kelompok, masyrakat, Bangsa dan Negara. Baik itu bahasa Indonesia, maupun Bahasa daerah.
By. Jumadil Bin La Ani (Kesmas Unhalu)
F1D3 11 031
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H