Mohon tunggu...
Jumadal Afrizal
Jumadal Afrizal Mohon Tunggu... -

Minat membaca, menulis dan meneliti

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Tulang dan Garis Lurus

6 Desember 2010   14:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:58 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar filsafat berarti belajar memahami hikmah/kebijaksanaan. Tidak semua orang memiliki kebijaksanaan yang tinggi yang mampu mengambil hikmah dari kehidupan. Tapi bagi orang yang telah dikaruniakan hikmah/kebijaksanaan maka benda-benda yang ada disekitar bisa menjadi filosofi hidup yang bermakna. Bahkan sepotong tulang dan garis lurus bisa memberi makna yang dalam yang bisa merubah perilaku orang lain.

Salah seorang pemimpin yang memiliki kebijaksanaan yang tinggi adalah Umar bin Khattab. Bagaimana Umar bin Khattab mampu berfilsafat (menerapkan ilmu tentang kebijaksanaan) untuk merubah perilaku bawahannya yang sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Hanya dengan sepotong tulang yang diambil dari tong sampah dan membuat garis lurus dengan pedang tapi bisa memunculkan sebuah filosofi hidup yang mampu merubah perilaku bawahannya. Umar tidak perlu berkhotbah atau terlalu banyak beretorika. Umar berfilsafat dengan sepotong tulang dan garis lurus yang dibuat dengan pedang. Walau terlihat sederhana (tulang dan garis lurus di atasnya) tapi mengandung arti hidup yang sangat dalam. Tulang dan garis lurus itu yang berbicara. Tidak perlu berbicara banyak tapi cukup dengan berfilosofi tapi tidak ubahnya seperti mengambil tindakan (action) nyata yang langsung bisa menyelesaikan akar masalah.

Dengan tulang dan garis lurus itu seakan-akan Umar memberikan falsafah hidup bahwa hidup ini hanya sementara yang akan berakhir menjadi sepotong tulang yang tidak berguna maka berlaku luruslah seperti garis ini apabila tidak mampu berbuat lurus maka pedang ini yang akan meluruskan.

(Hikmah ini diambil dari kisah yang dicontohkan oleh Khalifah Umar bin Khattab ketika memberi teguran cukup keras kepada Gubernur Syam ‘Amru bin ‘Ash yang telah berlaku sewenang-wenang terhadap rakyatnya seorang yang beragama Yahudi. Rumah Si Yahudi digusur karena terkena proyek perluasan mesjid. Kebetulan rumah Si Yahudi persis di samping mesjid)

*Penulis adalah mahasiswa Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Darussalam - Banda Aceh



Note : Kalau ingin mengutip tulisan ini jangan lupa sertakan nama penulisnya karena hak cipta intelektual di lindungi oleh undang-undang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun