- Kutatap mentari yg terbit dari sebelah timur...
I see the sunrise in the East...
Di bawah kaki nadir aku melantunkan sebuah puisi,
seraya kududuk di bawah naungan sinar mentari yg
begitu menyengat & menabur peluh keringat,
hati tercuri seseorg, siapakh gerangan pengobatnya?Ada cinta ada benci, ada rindu ada bosan
Apa yg ada di dasar hati seseorang, siapakh yg tahu?
Hnya Dialah yg tahu!Byk org bermimpi memiliki kehidupan yg sempurna
sesuai dgn keinginan hatinya,
banyak menuntut tp tdk ingin bercermin,
sgala daya upaya dilakukn utk mmperoleh kenikmatan semu,
ttapi hatiku justru mencari bagaimana caraku meraih
kebahagiaan di sorga?!
Hmmf... Sungguh pemikiran yg muluk & ironis sekali!Kupetik gitarku seraya merenung,
kubiarkan fikiranku menerawang terbang jauh entah ke mana...
Alunan dan petikan gitar kumainkan meski terdengar fals,
angin berhembus meniup dedaunan kering karena kemarau!Dunia ini sungguh aneh tp nyata,
Bait demi bait kata kutuliskan menjadi sebuah puisi,
di musim kemarau ada setitik embun dingin,
Jikalau bukan karena seberkas dingin yg menembus tulang,
bunga Meihua takkan menebarkan bau yg menusuk hidung!
aduh, ibu kandungku berkata: "Nak...
Nyanyikanlah sebuah lagu untuk ibu!"
Butiran Mutiara Bening ia jatuhkan dari kedua matanya,
"DERU OMBAK PESISIR LAUT MENERPA KEHIDUPAN"
Itulah Temanya!
https://www.facebook.com/groups/welovejokowi/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H