Teka-teki apakah negeri ini benar-benar surplus beras, akhirnya terungkap juga. Badan Pusat Statistik yang sudah tiga tahun puasa data akhirnya berani mengeluarkan hasil perhitungannya. Sudah bisa ditebak, angka hasil release BPS pasti jauh berbeda dengan milik Kementerian Pertanian (Kementan).
Perbedaan data hasil release BPS mengenai produksi beras di Indonesia dengan Kementerian Pertanian, sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Sejumlah pengamat dari awal banyak yang meragukan optimisme Kementerian Pertanian yang mengatakan kita surplus beras walaupun ditengah cuaca ekstreem.
Keadaan ini semakin membuat publik bertambah bingung lagi, tatkala Kementan mengatakan akan berencana mengekspor ke Malaysia.
Padahal faktanya, kondisi tersebut seakan bertolak belakang dengan fakta yang ada saat itu. Dimana, di tahun 2017 terjadi sejumlah paradoks yang antara lain kontroversi pemberlakuan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras, situasi hujan yang terus melanda yang menyebabkan kualitas gabah beras tidak baik, kekosongan stock beras medium hingga pembentukan satgas mafia pangan.
https://indonesiana.tempo.co/read/119240/2017/11/15/romadhonjulkhaidar/ekspor-beras-mimpi-atau-nyata
Hasil Release BPS
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyatakan Indonesia mengalami surplus beras 2.85 juta ton selama 2018. Surplus tersebar di beberapa sektor, seperti di 14,1 juta rumah tangga produsen dan sekitar 47 persen stok ada di pinggilingan, pedagang, dan beberapa sektor lain.
Selain itu, juga dijelaskan bahwa terdapat pembaruan informasi terkait luas lahan bahan baku sawah pada 2018. Data terbaru menunjukan luas bahan baku sawah saat ini mencapai 7,1 juta hektar yang dihitung menggunakan metode KSA, maka luas panen padi pada 2018 diperkirakan 10,9 juta hektar.
Dari hasil panen tersebut, produksi padi dalam bentuk GKG diperkirakan sebanyak 56.54 juta ton atau setara dengan 32.42 juta ton beras. Sementara angka konsumsi beras rata-rata per provinsi pada 2017 sebesar 117.58 kg per kapita per tahun atau setara total konsumsi 29.50 juta ton secara nasional. Jadi, dari perhitungan tersebut Indonesia mengalami surplus beras 2.85 juta ton selama 2018.
Dari beberapa pernyataan diatas, ada beberapa poin penting yang patut menjadi perhatian bersama. Pertama, dari hasil release BPS dikatakan surplus 2,85 juta ton didapat dari pengurangan produksi beras 32,42 juta ton beras dikurangi angka konsumsi beras rata-rata per provinsi pada 2017 sebesar 117,58 kg per kapita per tahun atau setara total konsumsi 29,50 juta ton secara nasional.