Hal ini sangat wajar, karena setiap kegiatan operasional yang dilakukan menggunakan pinjaman bank dengan tingkat bunga komersial. Sehingga jika perhitungan bisnis yang dilakukan tidaklah cermat, maka sudah bisa dipastikan perusahaan akan menanggung kerugian.
Buwas selaku Dirut BULOG sadar betul, bahwa kesuksesan memimpin sebuah BUMN bisa diukur dari dua kacamata yaitu kacamata pemerintah dan BUMN. Sudut pandang pemerintah dikatakan sukses jika setiap penugasan pelayanan publik dari pemerintah berhasil dilakukan.
Namun dari sudut pandang BUMN, bisa dikatakan berhasil jika setiap kegiatan yang dilakukan baik pelayanan publik maupun bisnis tidak merugikan perusahaan, mampu membiayai kegiatan operasional perusahaan serta memberikan laba. (kompasiana.com) Â Â
Oleh karena itu, balik lagi ke kisruh impor beras yang menuai prahara tadi. Andaikan beras tersebut lama disimpan dan menumpuk di gudang, maka sudah bisa dipastikan memerlukan biaya penyimpanan dan perawatan yang tinggi. Sehingga bisa dibayangkan beban bunga bank yang harus ditanggung BULOG, jika beras tersebut tidak segera tersalurkan.
Ditambah lagi beras merupakan komoditas pertanian yang apabila disimpan lebih dari 6 bulan sangat rentan terhadap penurunan kualitas dan kesusutan fisik.
Sudut Pandang Mendag
Disudut yang lain, alasan Mendag Enggar memberikan izin impor beras juga bisa dipahami. Krisis ekonomi akan membuat kenaikan harga tidak terkendali atau yang biasa kita kenal dengan Inflasi.
Panic buying terjadi, masyarakat memborong semua kebutuhan pokok tapa harus tahu buat apa, kelangkaan dimana-mana, sehingga ujung-ujungnya chaos. Hal yang paling ditakutkan disemua belahan Negara manapun.
Orang banyak bertanya-tanya, mengapa ketika krisis pangan melanda, akan sangat mudah terjadinya chaos atau kekacauan. Secara logika, orang yang sedang lapar tentu tidak bisa berpikir dengan jernih, bersumbu pendek dan akan dengan mudah tersulut untuk melakukan tindakan anarkhis. Sehingga berujung kepada kekacauan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat.
Mendag Enggar, bukanlah orang baru di dunia bisnis tanah air dan tentu memiliki sense of crisys yang dalam. Enggar adalah pengusaha penuh pengalaman yang sudah merasakan pahitnya krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 dan 2008. Ia melihat betul bagaimana kacaunya negeri ini ketika krisis ekonomi melanda.
Barang kebutuhan pokok menjadi langka, harga tinggi, tindakan anarkhis terjadi di setiap kota, para pengusaha banyak yang gulung tikar serta banyak orang yang kena PHK. Tentu, dalam situasi yang seperti ini yang paling rentan terkena dampaknya adalah masyarakat miskin yang memiliki daya beli rendah.