Menyambut ajang World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, organisasi sosial OXFAM dari Inggris hari Senin (22/1/2018) merilis laporan kesenjangan pembagian kekayaan dunia yang diberi judul: "Reward Work, Not Wealth".
Direktur OXFAM Winnie Byanyima (foto artikel) dalam pernyataannya menyebutkan, booming yang dialami para miliuner "bukan pertanda kebangkitan ekonomi, melainkan gejala kegagalan sistem ekonomi". OXFAM menyebut telah terjadi kesenjangan antara kaya dan miskin yang makin melebar.
Bahkan mirisnya lagi, satu persen penduduk terkaya dunia menikmati 82 persen pertumbuhan kekayaan dunia tahun 2017, sementara 50 persen penduduk termiskin tidak mendapat apa-apa.
Tidak ada beda antara laporan OXFAM untuk penduduk di dunia dengan di Indonesia. Berdasarkan laporan Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Oxfam dan International NGO Forum on Indonesia Development (lNFlD) pada tahun 2017 yang dikutip dari situs katadata.com, ketimpangan antara orang kaya dengan orang miskin di Indonesia masih jauh melebar. Tercatat bahwa harta empat orang terkaya di negeri ini, sama dengan harta yang dimiliki oleh sekitar 100 juta penduduk miskin.
OXFAM menyebut harta empat orang terkaya di Indonesia mencapai US$ 25 miliar atau setara Rp 333,8 triliun. Sedangkan total kekayaan 100 juta penduduk miskin di Indonesia sebesar US$ 24 miliar atau sekitar Rp 320,3 triliun. Selain itu disimpulkan bahwa 1% penduduk terkaya Indonesiamenguasai 49,3% kekayaan nasional dan 10% penduduk terkaya menguasai 75,7 % kekayaan nasional.
Juru Bicara Oxfam Indonesia Dini Widiastuti menambahkan ilustrasi mengenai besarnya ketimpangan di Indonesia. Menurut dia, bunga yang didapat dari kekayaan orang terkaya Indonesia bahkan mencapai 1.000 kali jumlah uang yang dibelanjakan penduduk miskin selama setahun. Ia juga menambahkan "Orang terkaya di Indonesia butuh waktu 22 tahun untuk menghabiskan kekayaannya bila ia berbelanja US$ 1 juta (Rp 13,3 miliar) per hari," ujar dia saat seminar bertajuk "Menuju Indonesia yang Lebih Setara" di Jakarta, Kamis (23/2).
Hasil laporan OXFAM juga diperkuat dengan rilis Forbes yang terbaru menyebutkan, total kekayaan 50 orang terkaya Indonesia mencapai sekitar Rp1.701 triliun. Ini merupakan pencapaian terbaru, tertinggi dibandingkan masa sebelumnya.
Release Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pada bulan September 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 26,58 juta orang (10,12 persen), berkurang sebesar 1,19 juta orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang sebesar 27,77 juta orang (10,64 persen).
Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2017 sebesar 7,72 persen turun menjadi 7,26 persen pada September 2017. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2017 sebesar 13,93 persen turun menjadi 13,47 persen pada September 2017.