Mohon tunggu...
Julkhaidar Romadhon
Julkhaidar Romadhon Mohon Tunggu... Administrasi - Kandidat Doktor Pertanian UNSRI

Pengamat Pertanian Kandidat Doktor Ilmu Pertanian Universitas Sriwijaya. Http//:fokuspangan.wordpress.com Melihat sisi lain kebijakan pangan pemerintah secara objektif. Mengkritisi sekaligus menawarkan solusi demi kejayaan negeri.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Rastra" Sebuah Kebijakan Kearifan Lokal

18 Maret 2018   17:31 Diperbarui: 18 Maret 2018   17:38 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apalagi dengan situasi yang terjadi pada tahun 2018 ini. Sangat terlihat daya beli masyarakat yang semakin melemah. Hal ini bisa kita lihat dari sejumlah kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengatasinya.  Seperti, mempercepat penyaluran dana 1 milyar 1 desa hingga menghilangkan biaya administrasi dalam pembayaran Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).    

Ditengah situasi ekonomi dunia yang masih labil, kemudian ditambah lesunya daya beli masyarakat maka seharusnya pemerintah memiliki kebijakan yang komprehensif. Stabilisasi harga tidak hanya dijaga dari sisi produsen saja namun harus dilihat dari sisi konsumen.

Oleh sebab itulah, rastra sebagai alat ampuh menstabilkan harga harus tetap dilaksanakan. Mengapa? Ya, karena program ini lahir dari negeri ini bukan adopsi dari negara luar.

Artinya apa? Inilah program pangan yang sesuai dengan lingkungan masyarakat Indonesia. Ini artinya juga, program rastra merupakan kebijakan perlindungan sosial bagi masyarakat yang bernafaskan kearifan lokal. Biasanya jika program pemerintah sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi masyarakat setempat, maka program tersebut akan berjalan baik dan dapat diterima.

*) Kandidat Doktor Ilmu Pertanian Universitas Sriwijaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun