Mohon tunggu...
julius sihotang
julius sihotang Mohon Tunggu... -

kepribadian mandiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

1 Juta Orang Miskin Teratasi di RI

7 Juli 2011   10:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:52 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1 JUTA ORANG MISKIN TERATASI DI RI Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah orang miskin turun 1 juta orang dalam setahun ini. Penurunan ini diklaim sebagai keberhasilan pemerintah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah orang miskin turun 1 juta orang dalam setahun ini. Kepala BPS Rusman Heriawan menyebutkan per Maret 2011 jumlah orang miskin sebesar 30,02 juta orang atau 12,49% dari total seluruh penduduk Indonesia. Sedangkan jika dibandingkan pada Maret 2010, di mana penduduk miskin sebesar 31,02 juta orang atau 13,33% maka terjadi penurunan 1 juta orang dalam setahun. Meski hanya sejuta dari total pengangguran, penurunan itu bisa menjadi bentuk keberhasilan pemerintah dalam menurunkan tingkat pengangguran. Penurunan pengangguran akan secara otomatis membantu pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pendapat saya dengan penurunan angka kemiskinan di Indonesia ini sebagai akibat dari dampak perekonomian yang memang untuk saat ini Indonesia telah mencapai titik perekonomian yang baik. Meski hanya 1 juta orang saja menurut data dari BPS tersebut, ini saya yakinkan bahwa memang telah terbukti dengan angka tersebut tingkat kesejahteraan kita meningkat, meskipun jumlah orang miskin banyak di desa, tapi menurut saya pergerakannya lebih cepat juga di desa, sehingga terlihat harapan adanya keseimbangan. BPS mencatat dari 1 juta orang yang berhasil lepas dari kemiskinan, 953.000 orang berasal dari pedesaan. Sementara penduduk yang berhasil terlepas dari kemiskinan di kota hanya 51.000 orang. Untuk mengukur angka kemiskinan, menurut BPS sendiri menggunakan konsep kebutuhan dasar. 

13100361381870599194
13100361381870599194
Dengan begitu menurut saya kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan seseorang atau keluarga dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan. Garis kemiskinan makanan adalah 2.100 kalori per kapita per hari. Garis kemiskinan non makanan meliputi perumahan, sandang,pendidikan, kesehatan dan kebutuhan pokok non makanan lainnya. Metode ini digunakan sejak tahun 1998 supaya hasil perhitungan konsisten dan terbanding dari waktu ke waktu. Dari jumlah orang miskin per Maret 2011, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan sangat besar yakni mencapai 73,52 persen dibandingkan peranan komiditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Pendapat saya dengan penurunan angka kemiskinan ini saya sebagai anak bangsa dan juga sebagai rakyat Indonesia, sudah saatnya memang bangsa ini untuk mulai bangkit dari keterpurukan, kita juga tidak boleh merasa puas sampai disini, sebenarnya masih banyak lagi tugas pemerintah untuk membenahi negeri ini, contohnya untuk memperbaiki infrastruktur yang sudah memadai seperti membangun jalan, jembatan, pelabuhan, pelistrikan, dan telekomunikasi serta meratakan kesenjangan social yang makin dirasakan masyarakat.
13100362261635610307
13100362261635610307
Dan saya berpesan untuk pemerintah saat ini, semoga kinerja pemerintahan saat ini dapat dirasakan semakin baik lagi untuk rakyat kita. Juga dengan penurunan angka kemiskinan tersebut saya harapkan terbukanya lapangan usaha yang semakin lebar dan bisa mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia saat ini. Saya juga berpesan janganlah pemerintah gelap mata akan keberhasilan penurunan tingkat kemiskinan ini, saya berharap dari angka 1 juta tersebut dapat berangsur jumlahnya semakin menurunnya tingkat kemiskinan di Indonesia secepatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun