Pemilu Legislatif masih masih satu tahun lebih, tapi aroma para Calon Legislatif baik itu untuk DPR-RI/DPRD Provinsi maupun Kabupaten/Kota sudah bermunculan. Bahkan partai-partai politik yang lolos untuk berkompetisi dalam Pemilihan Umum 2014 mulai membuka pendaftaran untuk siapapun orangnya yang memenuhi syarat sesuai UU No.8 Tahun 2012 pada pasal 51.
Beberapa Partai besar melakukan langkah-langkah untuk menggaet para Caleg yang mampu meraup suara atau bahkan ada cara berbeda seperti yang dilakukan oleh PDI Perjuangan yang menerapkan pendaftaran caleg secara terbuka atau istilahnya berkoalisi dengan Rakyat umum atau dengan kata lain siapapun kita, masyarakat yang memenuhi syarat bisa mencalonkan dari Partai berlambang Moncong putih ini. DPD PDI Perjuangan Jawa Barat bahkan sudah membuka pendaftaran dan mengumpulkan para Calegnya.
Namun dalam tulisan ini, ada sisi yang menarik untuk dibahas yaitu soal Caleg yang akan bertempur memenangkan suara untuk menghantarkan dirinya menjadi Wakil Rakyat. Sedikit melihat potret pemilu 2009, tentu masih ingat, tak sedikit Caleg masuk rumah sakit Jiwa atau bahkan terlilit hutang karena begitu besar uang yang keluar untuk biaya kampanyenya. Dalam bahasa sundanya," Kalahkah buntung daripada untung, nu aya kalah lieur," .
Bisa ditebak, kejadian demikian karena para Caleg memberhalakan uang, Uang buat mereka bisa meraup suara atau mungkin jalan pintas yang dtempuh untuk menjadi anggota Dewan. Betul, Uang dibutuhkan tapi tidak untuk membeli suara, sepakati hal itu dulu bagi para Caleg yang akan memperebutkan kursi wakil rakyat.
Banyak jalan menuju Roma, peribahasa itu begitu familiar ditelinga kita yang pada intinya menjelaskan banyak jalan untuk mewujudkan cita-cita tidak terkecuali menjadi Anggota Dewan. Jangan Pikir bahwa uang adalah segalanya, masih banyak faktor yang mempengaruhi untuk menjadi seorang wakil rakyat.
Setiap Caleg harus memiliki tanggungjawab moral, bahwa menyuap rakyat dengan kisaran puluhan ribu merupakan tindakan yang tidak menguntungkan demokrasi kedepan dan tidak akan mampu memberikan pendidikan Politik terhadap masyarakat.
Lantas, macam apa yang akan saya tulis untuk menjadi anggota Dewan? banyak sebenarnya tapi Ada hal prioritas yang ditulis secara garis besarnya untuk sedikit berbagi pemikiran.
Caleg harus kenal dengan daerah pemilihan, jangan menjadi seorang pemimpin perang yang bodoh yang berperang tanpa mempelajari area pertempuran. kalau perlu buat catatan jumlah desa, kecamatan atau kabupaten yang akan didulang suaranya nanti. Catatan ini penting untuk mempetakan, jaringan anda untuk menjadi tim anda nanti saat kampanye. Setelah anda mendaftarkan diri ke partai pilihan anda tentukan tim inti dengan sistem kekerabatan seperti paman, mertua, sahabat, tetangga bahkan famili jauh. Ajak mereka yakinkan mereka untuk mencoblos anda saat pemungutan suara nanti.
Langkah Caleg tidak berhenti disini, apalagi goyang-goyang kaki di kursi goyang dengan memberikan tugas melobi warga terdekat dengan cukup mengutus mereka. Ada kerja politik, ada langkah yang harus dilakukan yaitu berkeliling di Dapil yang di pilih, luangkan waktu dengan berbincang dengan masyarakatnya, satu hal agar nyaman, ajak saudara, sahabat yang kenal daerah itu, lakukan dengan tertib, ikhlas dan sungguh-sungguh.
Setelah terjalin dengan warga disana terutama tokoh masyarakat ataupun preman sekalipun, bangun komunikasi secara terus menerus, sambil anda berpindah tempat ke daerah lain. "Saat anda melakukan berbincang dengan warga di dapil, jangan bicara dulu yang serius apalagi anda memperkenalkan diri untuk mencalonkan diri jadi wakil rakyat, apalagi berjanji setinggi langit. Bila anda lakukan, percayalah akan banyak oknum yang merampok anda atas nama bantuan yang pada akhirnya transaksional anda sumbang anda dapat suara,"
Bicaralah soal umum, komentari hal-hal yang ringan yang menjadi topik pembicaraan pada saat itu, dan tidak memaksakan pendapat anda, 10 kali anda mendengarkan, satu kali berpendapat. lakukan terus sambil anda belajar memperluas wawasan tentan dunia politik hingga waktu kampanye.
Setelah kampanye mendekat, mulailah anda bicara pelan-pelan untuk menyampaikan niat kepada orang yang dikenal baik di wilayah daerah pemilihan, yakinlah bahwa mereka akan menyambut antusias niat jadi Caleg. setelah mengutarakan niat, bentuk koordinator diwilayah Dapil anda, tak perlu banyak yang penting tim yang dibentuk bekerja untuk melakukan pendekatan dengan keluarganya mulai dari kakak -adik, paman, mertua, kakak ipar, kakek atau nenek.
Bentuk jaringan seperti sistem multi level marketing untuk mendeteksi sejauh mana pergerakan anda.Jangan lupa kunjungi jaringan per-jaringan dan lakukan tatap muka dengan suasana akrab dan santai, misalnya dengan acara makan bareng di Pantai atau ngeliwet di kebun atau hutan pinggir kampung. Tidak lupa, catat warga yang sudah ikhlas akan mencoblos anda yang dilakukan oleh koordinator wilayah terkecil Tim,misalnya di Desa.
Saat kampanye tiba, pertanyaan selanjutnya adalah apa yang dijual supaya orang makin yakin anda pilihan terbaiknya. Menarik sekali dalam persoalan ini, menariknya, karena kalau mau mendulang suara harus ada tawaran yang menarik buat warga tapi bukan dengan menyebar uang per-orang dikasih puluhan ribu agar mencoblos anda. Lantas apa yang di tawarkan?
Ada hal yang menarik ditawarkan, diantaranya dana aspirasi, biaya reses, dan penyisihan uang gaji 10 persen yang akan disalurkan secara bergiliran ke dapil dengan tujuan pemberdayaan. Soal pengaturan teknis, anda bisa susun dengan baik, Sangat bagus kalau melakukan kontrak politik dengan dapil.
Lebih bagus lagi cetak selebaran soal tawaran ini dan sebarkan kepada warga di dapil. Tidak hanya itu, Caleg harus menyiapkan sikap yang transfaran soal ini, bila perlu setiap penyaluran dana aspirasi, bawa wartawan dan berikan secara terbuka di forum yang terbuka juga. Berani? Lanjutkan bertempur menjadi Caleg, kalau tidak keputusan ada ditangan Caleg.
“Tanamkan dalam diri anda bahwa menjadi anggota dewan bukan untuk memperkaya diri, contoh Jokowi(gubernur DKI Jakarta) yang serba transfaran. Anda harus mengingat betul dalam hati anda yang paling dalam, jangan memperkaya diri, jangan menghianati kepercayaan rakyat jadilah wakil rakyat yang amanah dan mampu menjadi pemimpin untuk warga di dapil anda,”
Selama kampanye, pemasangan Baliho tidak perlu yang besar cukup ukuran poster saja,namun selain foto Caleg, pampang juga tokoh di daerah tersebut lalu cetak dan jangan berlebihan, dan pajang di tempat strategis, lalu cetak juga striker tempel di rumah-rumah warga. Selama kampanye ini, Caleg tetap memperhatikan jaringan yang bekerja.
“Jangan kampanye berlebihan, jadikan kampanye untuk memberikan pemahaman kepada warga tentang tawaran diatas kalau nanti menjadi wakil rakyat, jangan terlalu berlebihan untuk mennyampaikannya. Jangan lupa ceritakan kesuksesan partai tempat anda bernaung terutama dalam memperjuangkan nasib rakyat,misalnya kalau caleg mencalonkan diri dari PDI Perjuangan,ceritakan soalkeberhasilan menggolkan UU BPJS, dan Inisiator Penolakan BBM, ingat seberapa kuatnya anda, anda jangan lupa partai,”
“Kalau pada saatnya nanti setelah melakukan apa yang ditulis disini dan Caleg tetap kalah, percayalah sesungguhnya Caleg itu menang, Hanya kalah karena sedikit suara, tapi calon wakil rakyat itu menang karena membuat sesuatu yang luar biasa untuk ditawarkan ke masyarakat, menang karena tidak membodohi dan memberikan pendidikan politik yang jelek. Sejarah akan mencatat, mudah-mudahan pada titik tertentu ada wartawan yang akan menulis sepak terjang Caleg seperti ini,”
Kalau tulisan ini terlalu mengada-ngada abaikan saja, tapi kalau dirasa perlu silahkan copy paste dan simpan di komputer anda, siapa tahu Nanti perlu.
Bersambung....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H