Di negeri yang rindu pemimpin tegas,
Muncul calon, namun tak berkompeten teras.
Kharisma pudar, kebijakan goyah,
Mimpi rakyat pupus, tenggelam dalam duka.
Wajahnya diselimuti ketidakpastian,
Langkahnya rentan, penuh ketidakjelasan.
Janji-janji manis, namun hampa makna,
Rakyat terbingung, terhempas dalam tanya.
Pemimpin tak berkompeten, oh ironi masa,
Seperti kapal tanpa nahkoda, hilang arahnya.
Keputusan goyah, seperti dedaunan tertiup angin,
Rakyat berharap, namun tak kunjung singgah sinar kejayaan.
Dalam debat, ia hanyalah bayang-bayang,
Kata-kata bertebaran, namun tak nyata pengaruhnya.
Rakyat berharap pada sosok yang kuat dan bijak,
Namun terbalut dalam keragu-raguan yang tak beralas.
Tak berkompeten, bukanlah kejahatan,
Namun, tanggung jawab besar terasa hilang.
Negara ini butuh pemandu yang cerdas,
Bukan sekadar pemimpin yang jadi sorotan media.
Di balik senyumnya, tersembunyi ketidakpastian,
Rakyat menangis, mencari kejelasan.
Tak berkompeten adalah lukisan yang kelam,
Dalam kanvas kehidupan, warna hitam pekat menggelayut.
Namun demikian, kita berharap akan perubahan,
Mungkin suatu saat, pemimpin cerdas berdiri tegak.
Membimbing negeri menuju cahaya yang jelas,
Dan mengakhiri era kegelapan tak berkompeten.
Mari bersama mencari pemimpin sejati,
Berkompeten, berintegritas, membawa harapan cerah.
Agar negeri ini tumbuh menjadi peradaban,
Di tangan pemimpin yang tak hanya di atas kertas.
Julius
23 Desember 2023