Malukupost.com, Kerusakan Hutan di Maluku Tinggi, Kamis 12 Mei 2016.
[diakses pada 01 Januari 2019].
SatumalukuID, 196 Rumah di Kecamatan Moa, Letti dan Lakor Maluku Barat Daya Rusak Terdampak Badai Siklon Tropis, Kamis 16 Mei 2019, [diakses pada 01 Januari 2019].
Radiodms.com, Abrasi dan Pencemaran Ancaman Serius Manusia. Jumat, 28 Juni 2019. [diakses pada 01 Januari 2019].
Nah, agar sumber daya alam yang selama ini menjadi bahan bakar penggerak mesin pertumbuhan ekonomi bisa dikurangi penggunaannya sehingga dampak dari perubahan iklim dan pemanasan global pun bisa ditekan maka industri musik harus didorong.
Dengan memprioritaskan produksi rekaman musik maka secara tak langsung ikut membantu mewujudkan tumbuhnya pembangunan berbasis green economy.Â
Penciptaan karya-karya baru yang menggabungkan budaya musikal dalam citarasa musik populer masa kini adalah energi besar yang  bisa menarik kita keluar dari eksploitasi sumber daya alam secara masif yang kerap dilakukan demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Mengapa? Karena industri musik tidak mengeksploitasi sumber daya alam seperti hutan, pasir, minyak bumi dan batu bara serta yang lainnya secara masif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Energi yang mendorong industri musik adalah sumber daya manusia dan budaya musikal.
Ambon sebagai kota musik dunia yang dilengkapi fasilitas peralatan rekaman digital mumpuni dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) harus mendorong tumbuhnya industri musik melalui prioritas produksi dan rekaman.Â
Kalau tidak didorong itu sama saja pemborosan anggaran negara karena peralatan rekaman digital bernilai miliaran rupiah.
Akhir kata, semoga industri musik di Ambon bisa menjadi episentrum perkembangan penciptaan karya-karya baru dengan citarasa budaya musikal kawasan Indonesia timur agar pesan Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di Kalimantan selatan bahwa budaya harus juga berperan serta dalam arus utama pembangunan di daerah bisa kita wujudkan bersama.Â