Mohon tunggu...
Julita Manurung
Julita Manurung Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Sistem Informasi Universitas STMIK Triguna Dharma

Saya hobi nonton, hobi makan. Pokoknya hobi yang membuat batin saya bahagia itu udah pasti.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ketika Penyesalan Datang Terlambat

26 Juli 2023   11:40 Diperbarui: 26 Juli 2023   14:00 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selalu saja, manusia itu selalu menyadari kesalahannya diakhir, disaat semua tidak bisa lagi diperbaiki. Dan hal itu selalu saja terjadi, yang dinamakan dengan penyesalan. Aku memiliki teman yang begitu dekat yang hampir setiap hari kita melakukan aktivitas bersama. Namun sebulan belakangan ini kita sibuk dengan dunia kita masing-masing. Semua ini berawal dari keegoisannya yang selalu ingin didengar, selalu ingin diprioritaskan, selalu ingin dimengerti dan selalu ingin dipahami. Sampai akhirnya, aku yang selalu berusaha mengalah agar pertemanan ini tetap awet akhirnya memilih untuk menyerah dan mengintropeksi diriku untuk tidak mengulangi hal itu lagi dipertemananku selanjutnya dengan orang lain.

Ya, aku memilih untuk mengcut-offnya dan mencoba melakukan hal-hal baru dengan teman baruku yang saat ini kita juga sudah semakin dekat. Aku tidak mau lagi melakukan hal yang sama, mengalah hanya agar pertemanan ini tetap awet. Melainkan aku merubah diriku dengan juga tidak menjadi egois, tetapi jika kita mengalami masalah aku mengajak mereka untuk berkumpul dan membicarakannya. Menurutku ini pertemanan secara dewasa yang tidak sindir-sindiran melalui media sosial dan tidak mengumbar aib satu sama lain ke orang-orang terdekat.

Aku tidak pernah menyesali untuk melangkah meninggalkan orang yang tidak menghargaiku. Sebulan berlalu, tiba-tiba teman yang sudah asing denganku kembali menemuiku, meminta maaf dan ia menyadari semua kesalahannya namun berat bagiku untuk memaafkannya. Aku memilih untuk berdamai dengan diriku sendiri dan mengatakan kalau masa pertemanan kita sepertinya sudah berakhir. Mungkin sudah waktunya kita mengejar impian kita masing-masing itulah alasanku agar ia tidak terlalu sakit dengan kata-kata yang kuucapkan. Sebenarnya, menghapus seorang teman yang selama ini hampir ada disetiap perjalanan hidup kita berat, namun kita harus berusaha pelan-pelan agar tidak menyakiti diri kita sendiri terlalu lama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun