Mohon tunggu...
Julita Manurung
Julita Manurung Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Sistem Informasi Universitas STMIK Triguna Dharma

Saya hobi nonton, hobi makan. Pokoknya hobi yang membuat batin saya bahagia itu udah pasti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

SD Bukan Waktunya "Pacaran"

7 Agustus 2019   11:19 Diperbarui: 9 Agustus 2019   13:58 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh Anak SD 'pacaran'

Jaman sekarang, kita tak heran lagi jika melihat ada anak sd yang sedang berpacaran. Baik dipojokan kelas, kantin, dan bahkan di tempat umum. Dan biasanya, tidak ada kata malu lagi untuk mereka mengumbar kemesraannya didepan siapa saja, terkecuali didepan orangtua mereka.

Jika mereka berani melakukannya, itu sudah benar-benar keterlaluan sih menurut saya. Bayangkan saja, mereka masih sd dan umurnya masih 7 tahun. Ya mereka belum pantas lah untuk 'pacaran'. Seharusnya, anak sd itu belajar yang rajin biar pintar dan bisa membanggakan orantuanya jika berhasil mendapat ranking 1 dikelas. Bukannya malah pacaran layaknya orang dewasa. 

Nah, hal inilah yang sekarang harus dicegah oleh masing-masing orangtua. Karena sd bukan waktunya pacaran, tapi waktunya belajar. Apalagi, anak sd itu jalan pikirannya masih labil. Takutnya, kalau lagi galau bisa-bisa menyakiti diri sendiri lagi.

Contoh sederhananya seperti ini: Ada anak sd yang baru pacaran. Namanya si Tara Dan Tari. Baru seminggu berpacaran, mereka sudah putus. Alasan mereka putus, karena si cowok yang bernama Tara sudah suka kepada perempuan lain. Tara pun jadian dengan perempuan yang bernama Ayu. Sedangkan si Tari, setelah putus dari Tara, dia belum juga mendapatkan pasangan yang baru.

Akhirnya, karena merasa dikhianati, si Tari pun nekad melakukan hal yang seharusnya tidak perlu ia lakukan. Ia berdiri di tengah jalan, layaknya seperti adegan sinetron. Lalu ia membentangkan kedua tangannya sambil berteriak: "Aku lebih baik mati saja, jika kamu lebih memilih Ayu dibanding aku." Wah, serem kan! Kalau misalkan ada mobil yang lewat dan sedang ugal-ugalan, si perempuan yang bernama Tari itu bisa saja kehilangan nyawanya karena tertabrak. 

Begitulah contoh mirisnya jika anak sd berpacaran. Jadi, mulai sekarang orangtua harus lebih memperhatikan lagi anaknya. Meskipun kalian adalah orangtua yang memiliki kesibukan diluar demi memenuhi kebutuhan hidup, bukan berarti kalian membebaskan anak untuk melakukan apa yang mereka ingin lakukan. Karena anak sd itu masih labil, ia akan mudah terpengaruh sama lingkungan sekitarnya. 

Jadikan anak prioritas terpenting bagimu. Maka kamu akan selalu memperhatikannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun