Ketika seseorang jatuh cinta, sebenarnya apa yang ia cinta dari orang tersebut. misalnya saja tentang seorang Wanita yang jatuh cinta pada pria. Tentang bagaimana bisa seorang Wanita karir yang begitu berhasil dalam segala pekerjaannya, bisa jatuh cinta pada sosok pria bajingan yang membuatnya terluka hingga menganggap semua laki-laki sama saja? Dalam peristiwa seperti ini tentu menjadi pertanyaan bagi kita semua tentang siapa yang salah. Namun pernahkah seseorang bertanya kenapa Wanita yang begitu sempurna seperti itu bisa jatuh cinta dengan sampah masyarakat yang kemudian membuatnya terluka lalu menganggap semua laki-laki sama. Agaknya sedikit jawaban yang terkadang kita temukan, karena jika menuntut pertanyaan lebih mendalam lagi kita hanya akan menemukan jawban-jawaban ambiguitas yang berasal dari Wanita itu. Kita tidak bisa menyalahkan atau menuntut jawaban ambiguitas seperti itu karena memang dasarnya Wanita adalah mahluk perasaan. Jadi jika menuntut jawaban runtut sistematis dengan logika. Maka engkau akan sulit mendapatkannya. Kita kembali kepertanyaan yang mendasar tentang mengapa bisa muncul rasa cinta diantara keduannya. Untuk mengkaji dan menjabawab pertanyaan tersebut saya telah merangkum beberapa jawaban di dalam tulisan ini.
Pertama, cinta berasa karena rasa nyaman. Tentu kita sering kali mendengar jawaban-jawaban klise tentang rasa nyaman dan lain sebagainya yang menyebabkan seseorang jatuh cinta. Contoh kasus diatas adalah salah satunya. Bahkan perselingkuhan yang sering kali dialami keluarga-keluarga diluar sana juga terjadi karena rasa nyaman. Celakanya yang sering kali menjadi buntut dari perasaan nyaman ini adalah pemanfaatan pihak yang membuatnya sang pihak yang dibuat nyamaan. Sehingga pada akhirnya apa bila patah hati menjadi konsekuensi dari keduanya. Akan sulit sekali menyembuhkan yang terluka. Dalam hal ini prialah yang paling sering mengambil waktu selama bertahun-tahun untuk menemukan orang baru dan menyembuhkan luka.
Kedua, materia. Tidak ada yang ingin hidup miskin dan menderita di dunia. Bahkan anjing sekalipun ingin tinggal di istana. Frasa yang saya tulis itu adalah sebuah bukti nyata tentang penngertian betapa berharganya materi dalam kehidupan manusia. Bagi saya orang-orang yang jatuh cinta karena materia atau kekayaan seseorang adalah orang-orang yang lebih realistis dalam menjalani kehidupan. Dan tentu pasti orang-orang seperti ini menjadi pesimis dalam dunia percintaan tentu memiliki alasan kenapa mereka bersikap demikian. Jadi kebenaran yang tidak kita ketahui cukuplah mereka yang tau dan jangan pernah menghakimi mereka. Namun yang ingin saya tekankan adalah orang-orang MATERIA INI seringkali cintanya kurang mendalam dan hanya tergantung seberapa besar kekayaan atau materi yang engkau miliki. Dan meskipun kesetiaan, cinta, kebahagiaan merupakan sesuatu yang bersifat idealis. Maka sekali lagi saya katakan. Cinta materia seperti ini terlalu dangkal.
Ketiga, rupa. Siapa yang tidak tertarik akan ketampanan. Siapa yang tidak jatuh cinta karena kecantikan. Siapa yang tidak terenyuh karena kerupawanan. Seperti yang pernah orang katakan "kesan pertama dari sebuat pertemuan adalah rupamu teman" jadi berbahagialah jika engkau terlahir rupawan (hahahaha) maaf. Oke saya lanjutkan. Banyak orang jatuh hati dan saling mencintai karena rupa. Jatuh cinta karena rupa. Dan merindukan karena rupa. Namun jangan lupa banyak yang patah hati bahkan membunuh dirinya karena rupa. Rupa menjadi sesuatu nilai lebih dalam hubungan percintaan. Namun perlu saya ingatkan musuh dari rupa ini adalah waktu. Dan tidak perlu saya jelaskan lebih mendalam alasannya biarlah hal ini menjadi refleksimu supaya engkau paham dan menjadi lebih dewasa dengan merefleksikannya sendiri. Akan tetapi sekali lagi aku katakan rupa tidak ada yang kekal.
Itulah alasan yang membuat mahluk bernama manusia itu sering kali jatuh dalam kedangkalan cinta dan akhirnya patah hati. Memang terlalu idealis jika mengharapkan kesempurnaan cinta dan lain sebagainya. Namun jika hal itu tidak pernah terjadi dimuka bumi ini maka bolehlah dikatakan bahwa cinta yang demikian idealisme belaka. Namun pada dasarnya banyak kesempurnaan di sekitar kiat. Ada pria yang dengan bodohnya mencintai seorang gadis yang ia kenal tanpa pernah mengungkapkan perasaannya selama sebelas tahun. Ada Wanita gila yang menerima kembali suaminya yang cacat yang dulu meninggalkannya. Mereka yang kita anggap bodoh dan kita anggap gila seperti ini ternyata lebih paham dan mengerti apa artinya ketulusan. Artinya mencintai dan cinta sejati. Mereka mencintai bukan siapa yang dia cintai atau apa yang ia cintai melainkan keabadian persona orang tersebut yang ia cinta. Dan meski orang tersebut telah tiada yang ia cintai tetap ada karena cintanya adalah cinta persona.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H