Mohon tunggu...
julio purba kencana
julio purba kencana Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya orang di persimpangan kiri jalan

kunjungi website pribadi penulis di fenestrapost.com website ini berisi tulisan-tulisan tentang anti radikalisme

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan Daun Murbei

2 Maret 2024   14:12 Diperbarui: 2 Maret 2024   14:20 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (gambar:www.istockphoto.com)

Suasana begitu damai dan cerah di kota sintang, pemuda berpakain Sekolah menengah atas bertuliskan sma tunas bangsa Tengah bergegas menuju ke sekolahnya. Tiba-tiba ada seorang gadis manis bermata sayu menyapanya “Erlang kamu kenapa buru-buru ini baru jam 6 pagi loh”.”maaf ven aku mau ketemu sama Rika sebelum masuk, ada yang mau aku bicarakan, maaf ya aku duluan” jawab erlan sembari bergegas meninggalkan Veny di belakangnya. Sesampainya di sekolah Erlang terus menerus menyisir rambut nya yang agak ikal sembari membaca kembali surat yang sudah disiapkan dari semalam yang ia tulis bersama godot temannya. Beberapa saat kemudian orang yang paling ia cintai dan sukai sejak kelas sepuluh pu tiba, Rika anak kelas 11 ipa memang memang cewek idaman di sekolah Erlang. Hampir semua laki-laki di sekolah itu menyukai Rika, tidak terkecuali Erlang. “pagi Rika, kamu baru sampai”.” Eh ada Erlang, iya nih tadi buru-buru takut macet, Erlang tumben berangkat pagi ?.”hmm gimana ya hmm ah ini”. tanpa pikir Panjang Erlang membeRikan surat yang ia rangkai semalaman bersama godot. Lalu setelah membeRikan surat itu Erlang pergi tanpa berkata apa-apa. Selama Pelajaran Sejarah Erlang hanya bengong sembari memainkan pulpen. Melihat itu Veny yang dari tadi penasaran menegurnya” hus Erlang, jangan melamun nanti kesambet baru tau, fokus belajar nanti nilai jelek gimana kamu mau masuk pelayaran”.” Ah iya ven maaf aku masih kepikiran surat yang aku beRikan pada Rika, kira-kira diterima nggak ya perasaan ku “.  “nggak tau, tanya aja sendiri” jawab Veny dengan ketus.”oh iya ya mending aku tembak langsung aja dari pada aku nunggu di abaca suratnya.”

Setelah jam menunjukan waktu Pelajaran telah selesai Erlang lantas berlari ke parkiran dimana Rika berada, disitu Rika Tengah Bersiap untuk pulang “Rika, tunggu”.’’eh Erlang ada apa”. “tanpa pikir Panjang Erlang lalu menggaet tangan Rika sambil berkata kamu tahu maksudku kan”.Rika hanya diam. Beberapa saat kemudian Rika menjawab”Erlang, makasih banget ya udah suka sama aku, tapi aku mau fokus dulu belajar aku belum mau pacaran, maaf ya”. Seketika tempat parkiran yang begitu ramai menjadi sunyi, semua mata tertuju ke dua insan yang sedang bergulat dengan perasaan masing-masing. Semenjak saat itu Erlang menjadi pribadi yang berbeda, ia yang biasanya ceria menjadi seorang yang sangat pemurung. Hal ini semakin diperparah ketika Erlang tau Rika sudah berpacaran dengan roy  di smk sebelah. Erlang bertanya-tanya kenapa Rika tidak jujur saja jika ia tidak mencintai dirinya, kenapa berbohong dan mengatakan ingin fokus belajar dan lain sebagainya. Erlang sadar parasnya tidak serupawan roy, namun seandainya Rika tau bahwa Erlang adalah seorang yang sangat romantis Rika pasti akan sangat menyesal.  Dua tahun setelahnya Rika tidak pernah bertemu dengan Erlang. Hubungan Rika dan roy pun hanya sebatas hubungan sementara, setelah Rika tau siapa roy sebenarnya Rika menyesal telah menerima roy sebagai kekasihnya. 

Beberapa tahun kemudian Rika datang ke sebuah pameran seni di kota sintang. Kali ini dia sudah jauh dewasa dari sebelumnya. Ketika Tengah berjalan-jalan melihat lukisan-lukisan terkenal disitu, ia merasa agak canggung karena semua mata tertuju padanya. Dia bertanya-tanya di dalam hatinya mengapa semua orang melihatnya seperti itu, apakah ada yang salah. Ketika sedang memikirkan semuanya itu darus teman sekantornya tiba-tiba memukul pundaknya sambil berkata.’’eh rik, kamu tau nggak ditengah-tengah pameran lukisan ini, ada satu lukisan yang terbuat dari daun murbei, dan fan factnya lukisan itu mirip banget sama kamu” .”masak sih rus, pantesan orang-orang ngeliatin aku kayak gitu”. “kamu bisa antar aku kesitu rus aku mau liat lukisannya”.”boleh, ayok” Rika dan darus pun pergi melihat lukisan tersebut. dan benar saja sebuah lukisan dari daun murbei yang dipotong kecil-kecil kemudian disatukan membentuk paras seorang Wanita yang sedang tersenyum, sungguh indah sekali lukisan daun itu. Rika begitu terenyuh melihat lukisan itu, ia sadar bahwa Wanita yang ada di dalam lukisan itu memang dirinya. Namun yang membuat Rika bingung siapakah seniman yang melukis dirinya sedemikian rupa. Ketika sedang berjalan sembari memandangi lukisan itu, Rika secara tidak sengaja menabrak seorang pria berjaket hitam,”eh maaf mas, saya nggak sengaja”.”iya nggak apa-apa kok” kata pemuda itu sembari mengembalikan tas Rika yang terjatuh “loh dodi, kamu ternyata, dod ini aku Rika masih kenal kan”.”eh Rika kamu apa kabar, udah lama banget ya padahal rasanya baru kemarin kita satu kelas”.”eh iya juga ya, btw kamu lagi ngapain kesini”.”ini aku lag…”tiba-tiba gadis bermata sayu berambut pendek datang menghampiri mereka “eh dodi aku bilang mama ya kalau kamu mau kabur”.”nggak kak, aku kebetulan ketemu Rika,  kakak ingatkan” .”eh Veny, makin cantik aja, kamu apa kabar”.”baik, kamu gimana”jawab Veny dengan ketus. Semenjak penolakan Rika Veny memang menaruh dendam kepada Rika karena membuat Erlang menjadi seperti itu,”aku baik, btw kalian mau ngapain”.”nggak ada, udah ya, ayok dod kita jemput Erlang ini acaranya sebentar lagi”

Mendengar nama Erlang, Rika menjadi terdiam, semenjak penolakan itu, Rika sendiri menyesal karena telah menolak Erlang dan memilih pria bajingan seperti roy.”eh ven, emangnya Erlang disini juga, boleh aku ikut kalian aku juga udah lama nggak ketemu Erlang”.”terserah” jawab Veny” setelah berjalan ke sudut lapangan pameran terlihatlah sosok pria berambut ikal berkulit sawo matang sedang berlari-lari sambil bermain bersama segerombolan anak kecil. Melihat itu Rika terenyuh dan sangat kagum melihat betapa lembutnya pria yang dulu ia tolak.”erl..”belum sempat Rika memanggil nama Erlang ia melihat Veny berlari lalu mencubit teliga Erlang “Erlang kamu tau nggak sih hari ini hari apa?”.”hmm hari apa ya”.”gurau Erlang sambil mencubit pipi Veny”udah nggak usah ngambek ayo pulang aku juga sebenarnya mau pulang setelah menjual lukisan itu,” ketika sedang bercakap-cakap dengan Venny akhirnya Erlang mulai menyadari kehadiran Rika dengan langkah pasti ia berjalan sambil berkata “hai, Rika apa kabar”.”hai er, aku baik, kamu gimana?”.”aku juga baik, kamu udah liat lukisan di Tengah lapangan itu, gimana bagus nggak”.”bagus er, makasih ya”.”oh itu bu..”belum sempat, Erlang menjawab Venny sudah memotong”ayo sayang pulang, papa sama mamah udah nunggu, papa mama kamu juga” kata Veny dengan manjanya.”ahahah, tumben manggil sayang, iya,iya sebentar ya, oh iya rik ini ada titipan” kata Erlang mengeluarkan dua kertas dibungkus amplop.”apa ini?” tanya Rika”kamu buka aja pas pulang”.”oke kalau gitu”

Sesampainya di rumah dengan berbagai penyesalan karena telah menolak orang setulus Erlang, Rika pun membuka amplop tadi, pertama berisi surat undangan pernikahan antara Erlang dan Veny. Dan yang kedua surat yang sangat tidak diduga olehnya

Dear Rika

Maafkan aku jika aku telah melukai puanku putri.

Apa yang engkau lihat sebenarnya hanya sebuah kesalahpahaman

Setelah mengenal dan mencintaimu aku memang bertekad untuk merubah sikapku

Namun kau tak ingin mendengar penjelasan dan malah memilih pergi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun