Mohon tunggu...
julio purba kencana
julio purba kencana Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya orang di persimpangan kiri jalan

kunjungi website pribadi penulis di fenestrapost.com website ini berisi tulisan-tulisan tentang anti radikalisme

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Cinta yang Hati-hati Sebuah Komentar atas Puisi Buya Hamka

1 Maret 2023   22:14 Diperbarui: 1 Maret 2023   22:33 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi Hati-hati dengan cinta karya buya hamka adalah salah satu puisi yang menurut saya tidak ada kepalsuan. Kenapa tidak ada kepalsuan? Bagaimana tidak majas yang digunakan cenderung sederhana, pilihan diksi yang simple membuat puisi ini mudah dipahami namun kaya akan makna.

Hati hati dengan cinta
Kerana cinta juga dapat membuat
Orang sihat menjadi sakit
Orang gemuk memjadi kurus
Orang normal menjadi gila
Orang kaya menjadi miskin
Raja menjadi budak
Jika cintanya itu disambut
Oleh para pencinta palsu

Hati-hati dengan cinta kata buya hamka adalah representasi dari keharusan seseorang dalam mencintai harus dipenuhi kehati-hatian. Kita sebagai manusia terkadang jika sudah jatuh cinta cenderung menjadi pribadi yang gegabah. Gegabah dalam bertindak, gegabah dalam berpikir, gegabah dalam berbagai hal apalagi jika itu menyangkuut orang yang kita sayangi. Hal itu akan semakin diperparah apabila cinta kita yang setulus itu di terima oleh orang yang salah. Dan pada akhirnya kita akan jatuh ke dalam kesengsaraan.

Terdapat banyak bebintang di langit
Tetapi hanya satu sahaja yang begitu menyerlah
Sehingga dapat menarik perhatianmu
Dari kalangan yang kamu pilih untuk abaikan
Ialah sebutir bintang yang sanggup menyinari anda
Walau dimana saja kamu berada

Konsep cinta yang begitu sederhana dimana jika kita berfokus pada apa yang menjadi tujuan kita maka cinta akan datang dengan sendirinnya. Itulah yang dimaksudkan buya hamka dengan bintang yang meyerlah. Dalam hal ini kita di ajak untuk pasrah menerima apapun yang Tuhan kehendaki kepada kita. Karena cinta yang ia berikan selalu menyinari kita tanpa kita minta. Orang yang diutus oleh Tuhan untuk selalu mencintai kita tidak akan pernah bosan memberikan cintanya. Kapanpun dan dimanapun kita berada. Itulah cinta, itulah ketulusan.

tak usah sebut pasal cinta
Jika kamu tidak sebenar benarnya mengambil kisah
Tak usah bercakap tentang perasaan
Jika ia tidak berada dihatimu
Tak usahlah menunjuk kedada
Jika kamu berhasrat melukakan hati pasanganmu

Bait selanjutnya berbicara tentang kedewasaan kita dalam mencintai. Ketika kita sudah berkomitmen untuk mencintai maka sudah seharusnya kita tidak menyakiti. Cinta pada dasarnya adalah rasa untuk memberi apa adanya dan jika kita belum siap dalam memberi maka jangan mencintai. Cinta yang seperti ini adalah cinta yang menuntut kedewasaan kita dalam membina sebuah hubungan. Kita dapat melihat  berapa banyak orang yang gagal dalam cinta karena belum dewasa. Itulah mengapa buya hamka mengatakan jika kamu tidak sebenar-benarnya mengambil kisah tak usah bercakap tentang perasaan.  

Maksudnya adalah jika kita memang tidak benar-benar mencintai maka jangan mempermainkan perasaan seseorang dengan berbagai macam tipu daya. Terkadang kita sering kali jatuh kepada hati yang salah dan pada akhirnya terluka. Dan di saat terluka kita tidak benar-benar jernih dalam melihat realita. Karenanya ketika datang seseorang yang benar-benar tulus mencintai kit akita malah menyakiti dan mempermainkan hatinya. Dan pada akhirnya ketika ia sudah meninggalkan kit akita baru menyadari betapa pentingnya dia di dalam kehidupan kita.

Sebenarnya masih ada beberapa ayat di dalam saja buya hamka tentang hati-hati dengan cinta. Namun apa bila ingin ditafsirkan ke dalam tulisan, agaknya butuh satu kitab lebih untuk menafsifkannya. Karena memang kaya makna syair tersebut. Namun dari tulisan singkat ini penulis hanya ingin menekankan bahwa yang dimaksud dengan hati-hati dengan cinta adalah supaya kita mencintai dengan hati-hati. Dan bukan menjadi takut dalam mencintai. Karena tidak semua orang layak mendapatkan cinta tulus yang anda punya. Apalagi mereka yang hanya datang sebagai pencita palsu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun