Mohon tunggu...
julio purba kencana
julio purba kencana Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya orang di persimpangan kiri jalan

Mahasiswa filsafat, aktif menulis sastra dan telah menerbitkan beberapa buku

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kuat Maruf Interpretasi Sangkuni di Dunia Nyata

31 Agustus 2022   23:20 Diperbarui: 31 Agustus 2022   23:22 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (foto:kompas.com)

Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan ternyata bukan hanya sebuah omong kosong belaka. Karena fitnah banyak hal yang dapat terjadi. Mulai dari perang, salah tangkap, sampai pada pembunuhan orang yang tidak bersalah. Orang yang suka memfitnah sebenarnya punya pribadi yang suka mengadu domba demi kepentinganya pribadi.

Salah satu gambaran orang yang suka mengadu domba orang lain demi kepentingannya adalah Sangkuni. Sangkuni adalah tokoh fiktif dari epos mahabarata dan pewayangan jawa. Sangkuni sebenarnya tidak memiliki kecakapan apapun selain mengocok dadu yang terbuat dari tulang ayahnya. Meskipun begitu sangkuni memiliki akal yang melebihi orang biasa. Dengan akalnya tersebut ia berhasil mengadu domba pandawa dan kurawa yang berakhir dengan perang saudara di kurusetra.

Gambaran sangkuni ini juga ada dalam kehidupan realita. Salah satu contoh yang memiliki sikap seperti sengkuni ini adalah Kuat Ma'ruf. Hal ini terlihat kekejamannya memfitnah Brigadir Joshua dan melimpahkan kesalahan kepada Joshua. Kekejaman ini ia lakukan demi kepentingan dan hasratnya belaka tanpa memandang nasib buruk yang akan menimpa brigadir Joshua.

Dari kisah dan permasalahan ini kita dapat merefleksikan bahwa fitnah adalah sebuah kekejaman yang tidak ada duanya. Dan sikap pengecut yang suka mengadu domba demi kepentingan pribadi seperti Kuat dan sangkuni tidak boleh kita tiru dalam kehidupan. Namun kita juga tidak bisa membenarkan sikap Ferdy Sambo yang bertindak gegabah tanpa mau memvalidasi kebenaran yang sebenarnya. Dan cenderung bertindak menggunakan emosi tanpa berpikir lebih dalam.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun