Mohon tunggu...
julio purba kencana
julio purba kencana Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya orang di persimpangan kiri jalan

kunjungi website pribadi penulis di fenestrapost.com website ini berisi tulisan-tulisan tentang anti radikalisme

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Sebayant" sebagai Konsep Surga Manusia Dayak Keninjal

28 Agustus 2022   13:59 Diperbarui: 28 Agustus 2022   14:09 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Foto: Oktavian Balang (www.kompasiana.com/balang)

Setiap bangsa di dunia ini pasti memiliki konsep tentang dunia setelah kehidupan. Entah itu, reinkarnasi, surga neraka maupun hilang begitu saja, konsep tentang dunia setelah kematian inilah yang membuat manusia menjalani kehidupan sebagaimana yang telah di anjurkan oleh bangsa tempat ia berada. 

Kehidupan setelah kematian ini menerapkan berbagai istilah penghakiman yang berbeda-beda. Namun pada akhirnya tujuan terakhir dari setiap konsep yang ada tetap memiliki satu kesamaan yaitu kebahagiaan kekal atau surga. 

Konsep surga, neraka bahkan penghakiman akhir dimiliki oleh hampir setiap kepercayaan dan bangsa yang ada di dunia. konsep ini membuat setiap manusia yang memiliki kepercayaan tertentu tidak dapat berbuat semaunya karena ketakutan akan hari penghakiman akhir, yang membuatnya tidak melanggar etika dalam pergaulan sehari-hari. Salah satu contoh manusia atau bangsa yang memiliki konsep tersendiri tentang surga adalah suku Dayak keninjal.

Konsep surga dalam pandangan manusia Dayak keninjal dipandang sebagai suatu tempat yang memiliki keindahan yang tiada tara. Semua manusia Dayak keninjal yang berhasil mencapai kesempurnaan dipercaya akan menikmati kebahagiaan kekal di dalam surga yang mereka sebut sebagai sebayant. 

Manusia Dayak keninjal percaya bahwa apabila mereka hidup harmoni dengan alam, serta menjalankan setiap tradisi dan hukum adat niscaya mereka akan mencapai kesempurnaan dan masuk sebayant. 

Kesempurnaan dan kebahagiaan akhir yang dicapai di sebayant tidak bisa dicapai apa bila manusia Dayak keninjal selalu melanggar aturan dan tradisi yang ada. Bahkan sebaliknya apabila mereka melanggar tradisi yang ada mereka akan dihukum oleh roh para leluhur. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun