Masa awal Zaman Edo adalah masa awal penuh kedamaian dan kemakmuran. Populasi Masyarakat pada waktu itu meningkat dan tingkat literasi sangat tinggi. Seni dan kebudayaan Jepang mengalami perkembangan yang pesat.
Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa sangat anti dengan ajaran agama Kristen. Orang-orang Portugis yang sedang menyebarkan misi agama Kristen diharuskan segera meninggalkan Jepang. Pemerintah tidak suka dengan ajaran asing yang mendesak ajaran asli, karena mengakibatkan menurunnya Tenno dan kebudayaann Jepang. Perbuatan daimyo Tozama yang dulu pernah menjalin hubungan erat dengan Vatikan dan juga menganut ajaran baru yang dibawa oleh Portugis membuat Tokugawa membuat sebuah kebijakan baru untuk Jepang terkait keluar masuknya orang barat ke wilayah ini.
Jepang mengeluarkan kebijakan Isolasi (negara tertutup) atau disebut dengan Sakoku. Dengan kebijakan yang dibuat ini, masyarakat dapat dikendalikan oleh pemerintahan Tokugawa karena hanya ada satu komando yang didengar. Tapi sayangnya, Jepang mengalami stagnasi sehingga menyebabkan ketertinggalan dibandingkan negara-negara industri lainnya.
Tahun 1853, seorang Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat melakukan misi perdagangan secara paksa, lalu Jepang akhirnya membuka dirinya pada dunia luar, lalu mengadopsi teknologi dari Eropa dan terjadi  modernisasi di wilayah ini.
Terjadi peperangan saudara antara, fraksi pro kaisar dan fraksi pro shogun atau yang dikenal dengan "Perang Boshin" (1868-1869) dan dimenangkan oleh kubu pro-kaisar, keshogunan Tokugawa kemudian berakhir dan Restorasi Meiji kemudian dimulai. Kekaisaran Jepang kembali memiliki kekuasaan, dan bukan hanya sekedar pemimpin seremonial setelah sekian lama.
Periode Meiji
Kejatuhan rezim Tokugawa sudah tidak bisa dihindarkan lagi, hal ini menimbulkan kebangkitan kepercayaan masayrakat untuk kembali menyerahkan urusan politik dan pemerintahan kepada keluarga kaisar. Era Meiji ini adalah masa dimana kekuasaan kembali jatuh ke tangan kekaisaran setelah runtuhnya kekuasaan Shogun Tokugawa. Pada masa inilah diadakan perubahan besar-besaran terhadap pemerintahan jepang yang dikenal dengan Restorasi Meiji. Perombakan inilah yang membawa bangsa Jepang ke era teknologi dan industri yang maju seperti sekarang.
Pemerintahan yang baru yang dikendalikan kaisar Meiji, juga melakukan penghapusan klan, karena akan membahayakan eksistensi pemerintah yang baru. Dimasa sebelumnya, mereka menguasai tanah beserta para samurai.
Kebijakan selanjutnya juga, merubah posisi samurai menjadi setara dengan pedagang, petani, dan tukang. Hal ini untuk mendukung penghapusan sistem feodalisme yang ada. Semua tanah yang dikuasai oleh para daimyo dan orang-orang mesti diserahkan kepada kaisar.
Sistem pemerintahan mulai berubah, dari feodalisme menjadi demokratis. Hal ini menimbulkan pertentangan dari bekas para samurai. Dulunya secara status, mereka sangat disanjung dan pada masa ini mereka memiliki status yang setara dengan golongan pedagang. Samurai diberikan pensiunan berupa obligasi yang berlaku secara turun temurun dan memperbolehkan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi. Karena hal ini, agar Jepang tetap memiliki pasukan militer, pemerintah melakukan wajib militer bagi semua laki-laki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H