Masa Kerajaan Utara (Kerajaan Balhae) dan Selatan (Kerajaan Silla)
Pada masa ini Kerajaan Silla menjadi kekuatan yang dominan di kawasan Asia Timur setelah mempersatukan wilayah Semenanjung Korea, Kerajaan Silla mewarisi kemampuan melaut Kerajaan Baekje dengan menjadi Kerajaan Maritim yang memiliki kapal perdagangan yang besar serta melakukan perdagangan laut dengan Kekaisaran Jepang dan China. Walaupun Kerajaan Silla sudah mempersatukan kawasan Semenanjung Korea, ternyata Kerajaan Silla bukanlah satu-satunya Kerajaan yang berkuasa di masa itu.
Kerajaan Balhae (698-926)
Kerajaan multietnis yang menguasai beberapa wilayah utara dari Semenanjung Korea dan Manchuria. Kerajaan ini didirikan oleh Jenderal Kerajaan Goguryeo yang bernama Dae Joyeong, setelah keruntuhan Kerajaan Goguryeo akibat serangan Dinasti Tang dan Silla.Â
Kerajaan Balhae menganggap dirinya sebagai pewaris Goguryeo sehingga mereka terus mengorbankan permusuhan dengan Kerajaan Tang dan Silla. Sistem Kerajaan Balhae menerapkan sistem Kerajaan Tang yang terdiri atas tiga lembaga, yaitu Jongsangdong, Sonjosong, dan Jundaesong yang memiliki enam lembaga.
Masa kejayaan Silla selama lebih kurang 200 tahun akhirnya mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh kaum bangsawan Silla yang semakin kuat, sedangkan kekuasaan raja sendiri semakin melemah.Â
Pajak juga meningkat membuat petani dan kaum kecil mengamuk, sehingga terjadi pemberontakan dimana-mana. Karena ini juga membuat para pemimpin lokal, dan jenderal tertentu ikut memberontak dan mendirikan kerajaannya sendiri. Ini juga mengakibatkan berdirinya kembali dua Kerajaan Korea yang terdahulu, yaitu Kerajaan Baekje dan Kerajaan Goryeo.
Periode Goryeo (918-1392)
Kerajaan yang sangat berpengaruh dalam sejarah panjang korea, karena kerajaan ini mampu menyatukan seluruh Semenanjung Korea termasuk Wilayah Utara Semenanjung Korea. Kerajaan Goryeo juga adalah kerajaan yang kaya akan kebudayaannya yang tinggi pada masanya,Â
Kerajaan Goeyeo juga sangat mendukung agama Budha sebagai agama negara. Kerajaan Goryeo juga berpengaruh besar dalam terbentuknya "Tripitakan Koreana", yaitu kumpulan kitab tripitakan yang diukir dalam blok kayu pencetak yang berjumlah 81.258 blok.