Mohon tunggu...
Julio Agung Prasetyo
Julio Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Andalas

Menulis merupakan suatu proses berpikir yang melibatkan kegiatan mental yang tinggi, termasuk merenung, menyusun, merancang, menguraikan, mengembangkan, mengorganisasi, dan memperbaiki yang kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata yang tepat, untuk menyampaikan informasi, ide, dan pemikiran sehingga bisa dipahami oleh pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asal Muasal Sejarah "Merantau" pada Masyarakat Minangkabau

22 Juni 2024   06:00 Diperbarui: 22 Juni 2024   06:48 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata rantau sendiri diartikan sebagai garis Pantai, daerah aliran Sungai, dan "luar negeri" atau negara lain. Rantau atau merantau berarti pergi ke negara lain, meninggalkan kampung tempat tinggal, berlayar pada jalur Sungai. Pada konteks dengan Minangkabau, merantau adalah meninggalkan kampung halaman dengan tujuan mencari kekayaan, pengetahuan atau pendidikan, dan kemahsyuran.

Kebiasaan merantau di Minangkabau timbul bukan karena ada proses urbanisasi belaka, tetapi memang sudah berakar jauh pada sejarah Minangkabau tempo dulu. Berdasarkan mitos dan legenda lokal, sudah banyak pemukiman pertama yang berasal dari Sumatera Barat yang banyak ditemukan di beberapa tempat terkhususnya di Sumatera. Beberapa tempat itu seperti di Tapak Tuan dan Meulaboh (Aceh Barat), Tanah Karo Batak (Sumatera Utara), Siak Sri Indrapura dan Muara Takus (Sumatera Tengah), di daerah Riau daratan yang bersebelahan dengan Sumatera Barat, Pangkalan Jambu (Jambi bagian barat), daerah Rejang (Bengkulu), Sekala Berak dekat Danau Ranau, dan di Perkampungan Paminggir (Lampung). Perpindahan yang dilakukan oleh orang Minangkabau ini juga ternyata, sampai hingga ke Malaysia di bagian Barat Seberang Selat Malaka. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perkampungan orang Minang yang ditemukan di Negeri Sembilan (termasuk Sungai Ujong, Rembau, dan Naning).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun