Mohon tunggu...
JW
JW Mohon Tunggu... Dosen - Menulis sesuatu yang menarik sehingga kita berfikir positif

Hanya manusia biasa yang ingin mencoba mengapresiasi diri dengan menulis dan membaca secara sederhana , terkadang tulisan menerka dan menganalisa tanpa standarisasi hanya fenomena atau cerita fiksi hanya angan dan sedikit impian

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Artificial Intelligence untuk Kerohanian

31 Juli 2023   21:09 Diperbarui: 31 Juli 2023   23:13 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini penulis dalam keadaan tidak menentu beberapa pokok pikiran ada di dalam kepala, tetapi entah kenapa sebuah proses dalam pikiran ini kadang-kadang mengganggu setiap hasil yang kita buat karena. Seperti contohnya perkembangan teknologi sekarang sudah begitu baik dan maju bahkan sekarang sudah masuk ke dalam era baru yang disebut dengan artificial intelligence.

Apakah Artificial Intelligence? Artificial intelligence adalah sebuah program yang dapat menganalisa atau dalam arti kata berpikir untuk membantu orang mengambil sebuah keputusan mengambil sebuah hasil yang lebih baik dan dapat menciptakan sesuatu yang baru dari sebuah deskripsi kecil.

Artificial Intelligence digunakan untuk membantu seseorang membuat sebuah kesimpulan tertentu atau deskripsi tertentu dari sebuah pertanyaan. Tujuannya adalah ketika kita bertanya mengapa ke dalam sebuah komputer atau apa ke dalam sebuah komputer maka komputer dapat menjawab hal yang anda inginkan dengan cepat.

Hal tersebut terjadi karena komputer sekarang sudah memiliki basis data yang begitu luas yang tanpa sadar setiap hari data tersebut diambil dan dikumpulkan di dalam sebuah model data yang besar, yang disebut dengan big data. 

Hasil pengolahan big data ini disusun oleh sebuah model robotika yang begitu besar, kemudian akan menjadi sebuah basis intelegensi yang sangat hebat, kemudian dapat menyusun, dapat memprediksi, dapat menganalisis berbagai persoalan yang ada.

Berbagai pola dasar kehidupan manusia dicatat dan dikembangkan oleh sebuah basis data yang besar dan sebuah proses software yang mampu mengendalikan berbagai hal untuk mengolah data tersebut.

Pertanyaan-pertanyaan dari berbagai pihak dapat dijawab dengan cepat karena pengolahan data berbasis big data tersebut mampu mengolah data dan dapat menjawab setiap permasalahan yang ada dari hasil analisis besarnya data tersebut.

Ini berbeda dengan proses data mining yang di mana data tersebut memang sudah besar, tapi dengan Artificial Intelligence pertanyaan tanpa data akan dapat dijawab dengan deskripsi yang baik dari sebuah artificial intelligence.

Bagaimana itu bisa terjadi seperti contohnya seorang mengajar suatu materi dan memiliki berbagai model pengetahuan terhadap materi tersebut. Bahkan, model-model penelitian sudah dilakukan dan menjadi seorang yang ahli dalam bidang tersebut, maka di dalam kepalanya memiliki berbagai repository tentang bidang tersebut. Maka dengan sangat cepat dia dapat menjawab setiap materi atau pertanyaan yang diajukan user atau mungkin mahasiswa atau judulnya dengan tepat karena kemampuan data dan analisis seseorang tersebut sudah sangat terlatih dan memiliki repositori yang sangat besar tentang materi tersebut.

Dari hasil penyerapan data yang bertahun-tahun dilakukan oleh komputer secara terpusat dan dikirimkan pada sebuah bentuk repositori baik teks baik gambar baik video baik foto ataupun media-media lain. Maka hal tersebut menjadi suatu gambaran data yang sangat besar yang dapat diolah menjadi sebuah informasi apabila informasi itu diperlukan.

Pada era ini digitalisasi sangat luar biasa terutama dengan adanya pandemi covid 19 pola digitalisasi sangat digunakan oleh berbagai kelompok di belahan dunia sehingga terdapat banjir data di dalam sebuah repository.

Kemudian data ini dikelompokkan menjadi berbagai bentuk di sebuah repositoris sehingga kita bisa mendapatkan bentuk-bentuk data tertentu dari repository tertentu. Misalkan dalam bentuk video yang banyak dikembangkan di dalam sebuah channel media sosial YouTube atau teks yang dapat dilihat dari Twitter dan berbagai bentuk foto dan video-video pendek yang dapat dilihat dari Instagram. Hal tersebut adalah repository besar dari sebuah rekayasa perangkat lunak.

Berbagai platform tersebut merupakan rekayasa perangkat lunak sehingga dari rekayasa perangkat lunak itu kita mendapatkan banyak data yang dapat dikumpulkan dan dapat dianalisis secara cepat menghasilkan sebuah nilai informasi yang lebih spesifik.

Maka hal tersebut dibentuk menjadi sebuah bentuk artificial intelligence yang menariknya adalah semua arti visual tersebut dapat menjawab berbagai masalah yang ada

Pengembangan artifisial intelijen tidak hanya dalam bentuk teks saja tetapi sekarang sudah bentuk video bentuk gambar  bentuk lainnya untuk sebuah media yang beragam.

Sehingga pada dasarnya kita akan mendapati bahwa sebuah artificial intelijen sudah merambah ke berbagai bentuk ilmu dan pengetahuan, di mana intelijen diharapkan dapat membantu dengan cepat seseorang mengambil keputusan atau mendapatkan sebuah hasil tanpa mengalami kesulitan dalam mengoperasikan sebuah software atau perangkat-perangkat kerja yang sepertinya sekarang sudah banyak ditinggalkan karena adanya berbagai artificial intelligence.

Dan lucunya beberapa hal yang kita bisa dapatkan sekarang bentuk kerohanian juga masuk ke dalam bentuk artificial intelligence di mana seseorang mendapatkan nilai-nilai rohani dari pengolahan data dalam bentuk artificial intelijen seperti yang terjadi pada gereja di Jerman

Seorang pendeta atau nanti rohaniawan dapat digantikan oleh sebuah artificial intelligence dan sebuah fitur Avatar yang dapat menggantikan sosok dari pembuka agama tersebut. Dan hebatnya lagi mampu mengajarkan berbagai bentuk dan model kerohanian

Versi ibadah ini sudah diterapkan di sebuah gereja di Jerman sehingga kita bisa yakin suatu saat hal tersebut dapat diterapkan di berbagai tempat-tempat ibadah tentunya sesuai dengan model yang diinginkan

Apakah itu bisa diterapkan di Indonesia? Kita tidak tahu, tapi model penerapan ini nanti akan banyak ditiru apabila penggemarnya banyak. Biasanya hal itu yang terjadi.

Apakah nanti peran pembuka-pemuka agama dapat digantikan oleh sebuah Artificial Intelligence sehingga dapat mengajarkan berbagai bentuk kerohanian secara tepat?

Gelombang perkembangan artifisial intelijen ini terus bergulir sesuai dengan kebutuhan masyarakat terhadap informasi atau berbagai jawaban dari permasalahan yang muncul.

Jadi, bersiaplah kita masuk pada dunia artificial intelligence yang masuk ke semua sisi keilmuan sampai bidang kerohanian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun