Mohon tunggu...
JW
JW Mohon Tunggu... Dosen - Menulis sesuatu yang menarik sehingga kita berfikir positif

Hanya manusia biasa yang ingin mencoba mengapresiasi diri dengan menulis dan membaca secara sederhana , terkadang tulisan menerka dan menganalisa tanpa standarisasi hanya fenomena atau cerita fiksi hanya angan dan sedikit impian

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pemilu adalah Ajang Silaturahmi Vs Ajang Curhat

19 April 2019   09:42 Diperbarui: 19 April 2019   10:20 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada pemilihan Presiden dan wakil presiden beserta dengan CALEG adalah salah satu sarana saling bertemu dan bersilaturahmi antar warga . untuk diketahui perumahan kami bukanlah perumahan yang lama , ini adalah perumahan baru dan rata rata penghuninya masa usia pertengahan  tapi menjelang pensiun .

Dalam kategori ini adalah kategori yang riskan dan dengan tingkat ketegangan dalam bekerja merupakan hal hal yang dominan . berbagai profesi ada di dalam perumahan , mulai dari pengusaha kelas menengah sampai pada karyawan perusahaan .

Rata rata adalah usaha kerja yang boleh dikatakan produktif dengan anak usia sekolah sampai dengan usia kuliah . bisa dibayangkan ini adalah usia yang menegangkan dengan penghasilan yang harus di alokasikan kesana kesini untuk menghasilkan keuangan yang balance dalam keluarga.

Artinya sudah dapat di tebak pembicaraan dalam pertemuan yang tanpa sengaja ini akan menghasilkan pembicaraan seperti apa .

Mulai dari pembicaraan pemilihan presiden sampai partai politik dan pokok pikiran yang utama adalah bagaimana mengukur keuangan keluarga .

Salah satu yang menjadi ke kawatiran pada generasi kami adalah pensiun usia kerja dengan tanggungan pada anak masih ada dan dunia kerja yang tidak menentu pada generasi berikutnya .

Sebuah pembicaraan serius kali ini adalah usia pensiun yang tidak akan lama lagi dan apa yang harus dikerjakan , salah satu yang menjadi jawaban pada saat ini adalah jadi driver grab sedangkan dunia usaha kreatif belum memadai pada usia tua .

Permasalahan ini menjadi hantu pada generasi menjelang pensiun , dimana dunia usaha Usaha pada masa sekarang sulit di jalani karena banyak tergerus dengan produk Luar negeri yang banjir di pasaran , lewat perdagangan Online ,berdagang pada masa ini sangat tidak dapat diharapkan , karena peredaran uang di masyarakat terasa kecil sekali .

Beberapa warga tercenung ketika bicara tentang hal tersebut dan mengatakan jadi driver online, pada dasarnya dalam perumahan beberapa orang telah melakukan hal ini , bahkan dapat dikatakan cukup besar jumlahnya , mungkin pensiunan menjadi driver jumlahnya 30% sudah

Ada warga agak berkaca kaca pada saat mendengar guyonan ini , bisa kami raba perasaannya karena orang adalah salah satu pemegang sistem keuangan perusahaan yang cukup besar , dan telah mencoba beberapa jenis usaha untuk mempersiapkan pensiun tetapi gagal .

Rasa ketakutan itu yang melanda diri para pekerja yang telah lama menyumbang tenaga pada perusahaan . pada perumahan kelas menengah  swasta dan bukan perumahan PNS tapi pegawai swasta dengan jangkauan karir pada perusahaan swasta kelas asisten manager sampai manajer sekarang .

Dengan ketatnya dunia usaha tentu akan terus memburu tenaga dan perhatian pada pekerjaan sampai pada akhirnya menyadari waktu telah berjalan dan waktu suatu saat akan pensiun

Beberapa orang yang telah mengecap pendidikan tinggi di luar negeri sampai pelatihan mengungkapkan berbagai kelebihan pemerintahan yang telah terbentuk dengan baik di negara negara tetangga .

Mereka yang telah pensiun dari pekerjaan dan memiliki keahlian dihargai menjelang pensiun , dan mendapat penghargaan yang pantas dalam hari tuanya . dan tentunya jaminan atas keluarga mereka sekarang .

Permasalahannya itu semua hampir tidak mungkin terjadi pada negeri ini . kita akan berjuang sendirian pada  akhirnya untuk menjamin kebutuhan sehari hari . mencari tambahan mengais sana sini dengan kreatifitas seadanya .

Pada dasarnya mengharapkan pendidikan sebagai investasi saja era sekarang bukan satu satunya solusi dalam mendapatkan pekerjaan dan berkarir . peluangnya juga tedak terlalu besar .

Dengan 199,882,550 pemilih dengan 40 persen adalah usia 17-40 tahun artinya pada kisaran 90 jutaan usia muda dan kerja memilih tahun ini, dan sebagian adalah usia pada perumahan kami tentunya banyak .

Dengan banyaknya barang industri yang  banjir dari negara lain dan kita hanya beli, tentunya kita sendiri yakin akan beban yang akan di derita dari generasi saya , bagaimana dengan generasi di bawahnya ,

Tidak adanya jaminan yang tepat dalam menjadi penduduk , artinya kita kan bersama sama berusaha menyelamatkan diri sendiri dalam memenuhi kebutuhan keluarga . dan saya perhatikan pada pertarungan debat ini sepertinya tidak ada bahasan tentang ini .

Beban yang berat dengan penduduk sepadat ini , dan kebutuhan akan sandang , pangan dan papan berbanding lurus dengan kenaikan .

Beban kependudukan yang tinggi akan menjungkit keperluan sandang dan papan sebagai kebutuhan sehari hari , dengan perputaran dunia usaha yang mengalami perlambatan , maka keuangan juga akan semakin menipis beredar dalam negeri . terlebih apabila ada kebocoran besar dari barang yang kita beli adalah produk murah dari negara luar

Pembelian produk yang cepat rusak akan menambah tingkat kehilangan terhadap nilai mata uang. Ditambah sifat mata uang kita yang mengambang terkendali akan menambah berat persaingan mata uang rupiah yang harus berkolaborasi dengan mata uang lainnya .

Dengan model intervensi BI terhadap dollar US yang naik tentunya akan semakin tinggi kenaikan dollar akan semakin bayak kita akan mengorbankan rupiah

Bila beratan ekonomi makro ini saja terlihat bebannya , terbayangkan masyarakat yang merasakan tekanan yang terjadi di bawah

harapan demi harapan tentunya kita akan sangat harapkan dengan pemerintahan yang akan datang , dan tentunya kita akan sambut dengan kerja keras , hanya saja kerja keras ini diharapkan membuahkan hasil dan penjaminan pada kehidupan yang lebih baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun