Mohon tunggu...
Julita Hasanah
Julita Hasanah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Masih Mahasiswa

A Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Sustainable Parenting, Pola Asuh Penting Saat Lingkungan Genting

6 Februari 2024   11:24 Diperbarui: 6 Februari 2024   11:32 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sustainable parenting dapat diwujudkan dengan mengenalkan lingkungan ke buah hati sejak dini (Dokumen Pribadi)

Senada dengan itu, Laporan Asesmen Nasional 2021 yang dilakukan Kemendikbudristek menemukan minat pada isu kelestarian, partisipasi dalam aktivitas pelestarian, serta rasa terhubung dengan alam pelajar kita berada dalam kategori berkembang.

Data di atas menunjukkan bahwa krisis iklim yang kita tuai hari ini adalah hasil dari kelalaian kita, para orang tua. Sebab kesadaran lingkungan bak tongkat estafet yang harus diteruskan. Tak boleh putus di satu generasi. 

Tanpa perubahan, generasi selanjutnya hanya akan mewarisi bumi yang sudah terdegadrasi dengan level yang semakin parah.

Sustainable Parenting, Mengapa Penting?

Dalam hal ini, orang tua berperan besar dalam mendidik karakter anak. Gerakan kecil dalam keluarga dengan pengasuhan yang sadar lingkungan akan membekali para penerus bangsa menjadi pribadi yang peduli bumi, serta siap mewariskan nilai-nilai cinta lingkungan ke generasi selanjutnya.

Cita-cita baik tersebut bisa kita lakukan bersama-sama melalui sustainable parenting. 

Studi terbaru mengonfirmasi 16 persen anak-anak yang menerima pendidikan iklim berpotensi menekan emisi hingga 19 gigaton pada 2050 mendatang. Sebagai catatan, angka tersebut setara dengan separuh total emisi karbon seluruh dunia pada 2019 lalu. 

Sebagaimana ancaman krisis iklim yang tampak kini dan perlunya pengetahuan iklim bagi anak-anak maka praktik sustainable parenting menjadi penting dan genting saat ini.

Sustainable parenting adalah pola asuh yang membangun kesadaran lingkungan serta membuat keputusan sehari-hari dengan memerhatikan konsekuensinya terhadap bumi.

Setelah melalui trial and error dalam setahun, di sini aku mau berbagi langkah kecil mewujudkan sustainable parenting. Semoga menginspirasi!

Bekali Anak Lewat Pendidikan Iklim di Rumah

Pendidikan iklim ke buah hati banyak aku kenalkan dengan bercerita hubungan sebab-akibat atau konsekuensi logis dari kejadian sekitar. Misalnya, saat melewati sungai yang kotor aku memberitahunya bahwa itu disebabkan karena manusia membuang sampah ke sungai. Kemudian, aku juga ceritakan informasi lanjutan akibat dari sungai yang tercemar; mulai dari hilangnya ikan-ikan, potensi banjir saat musim hujan, dan timbulnya berbagai macam penyakit.

Begitu pula, saat ia tidak menghabiskan makanannya. Aku bilang itu tidak baik karena menghasilkan food waste yang berdampak buruk bagi lingkungan. Kemudian, aku jelaskan bagaimana itu bisa terjadi, bahwa sisa makanan yang tertimbun di tempat sampah menghasilkan gas metana yang berkontribusi pada pemanasan global. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun