Tak ada yang menyangka ekonomi dunia akan sedemikian terguncang akibat virus yang diduga berasal dari Wuhan. Covid-19 tak pandang bulu, negara adidaya maupun negara berkembang dilibasnya habis. Beberapa mitra dagang Indonesia seperti Korsel, Singapura, hingga Hongkong sudah terlebih dahulu mengkonfirmasi resesi.
Bagaimana dengan Ibu Pertiwi ?
Data menunjukkan perekonomian Indonesia mengalami kontraksi pada kuartal kedua tahun ini. BPS merilis pertumbuhan PDB minus 5,32% (yoy) dimana merupakan level terendah selama 17 tahun terakhir. Kuartal ketiga menjadi sangat menentukan nasib perekonomian. Tanpa Kebijakan yang tepat, sangat memungkinkn jika Indonesia jatuh ke jurang resesi menyusul beberapa mitra dagangnya.Â
Berita baiknya, Covid-19 bukanlah satu-satunya pandemi yang pernah dihadapi. Dunia pernah menghadapi pandemi influenza (1918-1919), SARS (2003-2009), Flu Burung (2003), dan Ebola (2014-2016). Dampak pandemi tehadap perekonomian memang menarik untuk dikaji kembali.
kebijakan (fiskal dan moneter) negara Asia lainnya dalam penanganan dampak ekonomi akibat covid-19 perlu dilakukan. Beberapa kebijakan tersebut terangkum sebagai berikut.
Berkaca pada
Tentu Indonesia memiliki kondisi yang berbeda dengan negara lain, sehingga diperlukan modifikasi kebijakan misalnya dengan memetakan sektor ekonomi strategis dalam rangka menyelamatkan perekonomian.
Urgensi Sektor Pertanian di Tengah PandemiÂ
Berdasarkan data BPS (2020), sektor yang terdampak antara lain pertambangan dan penggalian (-2,72%). Industri Pengolahan (-6,19%), Konstruksi (-5,39%), perdagangan dan reparasi (-7,57%) dan lain-lain (-7,35%).Â
Sektor pertanian merupakan satu-satunya sektor yang mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,19% pada triwulan kedua tahun ini.Â
Memprioritaskan sektor pertanian saat ini memiliki beberapa urgensi dalam rangka penanganan krisis. Pertama, pertanian merupakan penopang ketahanan pangan yang krusial di tengah krisis ekonomi dan kesehatan.Â