Mohon tunggu...
JULIA ULVATMI
JULIA ULVATMI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa HI di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Suka menulis cerita perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menguak Rindu pada Gama Anantara: 32 Hari nan Bermakna

22 Oktober 2024   21:08 Diperbarui: 22 Oktober 2024   21:33 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, setiap selepas sholat magrib, kita mengajar mengaji di TPA yang tidak jauh dari posko tempat tinggal. Ada dua TPA yang kita bantu untuk belajar mengajar, yaitu salah satu rumah guru SDN Kenanga Bu Nurma dan rumah guru SMP 11 Maret Bu Intan. Disini kita mengajari anak-anak yang sangat super aktif, ceria dan bersemangat. Pengalaman yang sangat menyenangkan bisa bertemu dengan anak-anak ini, walau disisi lain ada capeknya juga hehe, berhadapan dengan bocil-bocil yang bikin kepala pusing. Tapi aku menikmatinya, bukan karena faktor apa, tapi bukan lain karena aku yang anak bungsu (anak terakhir) yang tidak mempunyai adik, ketika disini belajar menghadapi anak-anak kecil terasa mempunyai adik dan belajar untuk menjadi kakak yang baik.

Aku dan para perempuan Gama Anantara, juga diundang di tiap pengajian mingguan ibu-ibu di desa ini. Pada Kamis malam aku dan teman--teman berjalan menuju tempat pengajian dan bertemu dengan ibu-ibu. kami disambut dengan baik dan tentunya sangat senang, banyak ilmu dan hal-hal baru yang kami rasakan. Kami juga dibimbing dalam setiap kajian ini, sungguh nyaman bersama-sama melantunkan doa dan ayat-ayat suci al-qur'an.

Pengalaman baru menjadi tantangan baru

Kedekatan dengan masyarakat sekitar semakin terasa setelah kita bekerja sama dengan Karang Taruna disini, untuk mensukseskan HUT RI yang ke 79 tahun. Ini salah satu program kerja dari bidangku juga, yaitu sosial lingkungan. Dimulai dari kegiatan "ngecrek" yaitu berkeliling mendatangi dari rumah ke rumah meminta sumbangan di masyarakat sekitar. Berjalan sambil bercerita suka cita bersama pemuda disini, bertukar pikiran hingga menjalin kedekatan yang lebih jauh lagi. Aku dan teman-teman mulai mengenal setiap orang-orang disini. Salah satunya Milda, adik yang ku kenal di desa ini, yang selalu membantuku dan teman-teman mengenal lebih jauh lagi desa ini. Senang rasanya bisa berkontribusi aktif dan dekat dengan Karang Taruna di desa Pabuaran ini. 

Pada puncaknya upacara 17 Agustus, aku memainkan peranku sebagai pembaca Naskah UUD 1945, berbeda dari tahun sebelum-sebelumnya, yang biasanya aku memegang alat musik Marimba di suatu Marching Band untuk bersenandung menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Lagu wajib nasional yaitu "17 Agustus 1945", atau menjadi pasukan pengibar bendera di sekolahan dulu. Kali ini aku mencoba hal baru, bersuara lantang di hadapan masyarakat desa ini. Selepas upacara kita disambut dengan berbagai macam perlombaan, kegiatan ini berlangsung meriah dan penuh kegembiraan. Bukan hanya sebagai panitia, namun kelompok kita juga ikut memeriahkan dengan mengikuti cabang lombanya juga. Ramai sekali warga dan anak-anak lainnya yang bersorak sorai penuh canda tawa, ada aja hal lucu di kegiatan perlombaan yang tengah berlangsung.

Julia Ulvatmi & Haykal Farhan Kamil: Pemateri pada Sekolah Alam KKN 238 Gama Anantara
Julia Ulvatmi & Haykal Farhan Kamil: Pemateri pada Sekolah Alam KKN 238 Gama Anantara
Salah satu pengalaman menarik juga, yaitu aku dipercaya untuk mengisi materi tentang lingkungan. Ada program kerja bidang pendidikan yang bekerjasama dengan bidang sosial lingkungan, namanya Seomara 238 (Sekolah Alam Gama Anantara 238). Lagi-lagi ini ide blak-blakkan aku memberi nama ini, dan dengan percaya diri aku menerima tawaran itu dan terjun kelapangan bersama rekan aku Haykal. Kita berdua memberi informasi pada siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ini, membahas seputar 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace dan  Replant). Selain itu juga menjelaskan mengenai pengelompokkan sampah sesuai warna tong sampah serta jenis-jenis dari sampah itu sendiri.

Saling menebar rindu yang tiada jarak

Di desa ini, aku menemukan keluarga baru, sungguh hangat bersama mereka. Sederhana namun bermakna pada setiap kegiatan yang kita jalani bersama. Walau awalnya kita masuk ke wilayah ini sebagai orang asing, namun terasa dekat atas kalian, yaitu pemuda Karang Taruna Guyub Sarumpun yang menyambut dengan baik kita KKN 238 Gama Anantara. Aku menghargai satu bulan yang penuh dengan pengalaman berharga ini, menghargai setiap langkah perjalanan yang penuh dengan pelajaran hidup yang penuh makna.

Jika kelak mengingat rumah singgah ini, akankah rindu kita akan sama membersamai dalam kenangan erat dalam pelukan? Aku tau rindu kita ini adalah sebuah perjalanan yang kita ukir setiap harinya. Ketahuilah jika pintanya untuk kelompok KKN ini pisah di tengah perjalanan bukan karena ingin, akankah rindu akan menguak dan terus mengekang pada setiap kita? Aku tidak tega jika kalian selalu menanggung rindu sendirian untuk mengenang setiap kisah suka dan duka yang dilalui ini, maka diri ini ikut menyusuri setiap langkah tentang kalian, agar aku tau, sejauh mana perjalanan kita itu akan tetap saling menebar rindu yang tiada jarak.

Aku berterimakasih pada tempat ini dan orang-orang sekitar yang masuk dalam kisah cerita keseharian ku disana. Desa Pabuaran, banyak hal yang aku temui dan berujung menguak rindu pada segelintir orang-orang disini. Terimakasih atas ukiran kisah cerita yang masuk di ceritaku, kelak bagaimana takdir ini melihat kita, apakah takdir akan menyatukan dan tidak ingin ada kata pisah serta jarak yang membuat jatuh pada rindu yang mendalam dengan orang-orang didalamnya? Mungkin indah sekali cerita rindu ini, jika tertulis rapi pada catatan di langit malam. Rindu adalah kejujuran yang melebihi cinta, indah sekali dan sangat syahdu menyentuh relung hati.

Salam hangat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun