Mohon tunggu...
JULIA ULVATMI
JULIA ULVATMI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa HI di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Suka menulis cerita perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menguak Rindu pada Gama Anantara: 32 Hari nan Bermakna

22 Oktober 2024   21:08 Diperbarui: 22 Oktober 2024   21:33 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Julia Ulvatmi & Haykal Farhan Kamil: Pemateri pada Sekolah Alam KKN 238 Gama Anantara

Halo aku Julia Ulvatmi salah satu anggota dari KKN 238 Gama Anantara UIN Jakarta. Aku dari jurusan ilmu hubungan internasional, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik. Gama Anantara, aku memberikan nama untuk kelompok KKN Formabi-KIP ini. Kelompok KKN yang dibentuk atas dasar sesama penerima beasiswa bidikmisi KIP-Kuliah, yang berasal dari berbagai fakultas. Yapps KKN 238, angka terakhir dari semua jumlah kelompok KKN di UIN Jakarta, unik juga jika ditanya, "kamu kelompok KKN berapa? tinggal jawab kelompok KKN terakhir, hehe". Kata Gama Anantara aku ambil dari bahasa sansekerta yaitu Gama artinya perjalanan atau petualangan, yang berarti melambangkan semangat eksplorasi, pembelajaran dan pengabdian anggota KKN dalam menjalankan tugas mereka di masyarakat, dan Anantara yang berarti tanpa jarak, melambangkan kedekatan antar anggota dalam menjalankan setiap suka dan duka yang mereka lalui tanpa jarak. Aku senang sekali nama ini diangkat menjadi nama kelompok KKN Formabi-KIP, yang awalnya hanya terpikir selintas dan meraba-raba apakah nama ini akan cocok dengan perjalanan kelompok KKN ini.

Tentu saja, hari demi hari aku lewati bersama orang-orang baru yang kutemui di satu lingkup ini. Setiap pertemuan aku mempelajari bagaimana aku dan teman-teman berinteraksi. "Perjalanan tanpa jarak", sebuah doa yang ku selipkan pada nama ini, berharap akan seperti itu hari-hariku bersama mereka. Tidak hanya terhitung dari 32 hari, namun kebersamaan kita sudah dimulai jauh hari sebelum menjadi satu kesatuan rumah yang utuh. Berkumpul dan melakukan perjalanan untuk mencari-cari tempat ternyaman yang akan kita singgahi selama 32 hari nanti. Beberapa kali pertemuan dan survey tempat sebelum kita menetap di Desa Pabuaran. Yaps desa terpilih jatuh kepada Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Terhitung 23 Juli hingga 25 Agustus 2024, kisah kita dilanjut dengan sambutan hangat dan berusaha untuk betah hingga kata pisah itu hadir menghantui kita. 

Sebagai Kepala Divisi Humas, aku berusaha menjalankan tugasku dengan baik, menjalin komunikasi antar anggota dan pihak luar. Kita diawal juga membantu dalam hal mobilisasi para anggota untuk berangkat survey, pemberangkatan KKN, menghubungi pihak desa dan lainnya untuk keperluan kegiatan kita selama di desa. Selain menjalin hubungan komunikasi yang baik, kita dari divisi Humas juga membantu dalam mengantar undangan serta pembuatan berita acara di setiap kegiatan-kegiatan unggulan kita. Ternyata sangat menyenangkan berada di divisi ini, mungkin karena aku yang suka bersosialisasi, jadi untuk bertemu orang baru itu sangat excited dan selalu ingin tahu banyak hal informasi yang didapatkan dari warga sekitar yang baru kutemui. Menjalin kedekatan dengan pemuda Karang Taruna, ibu-ibu, bapak-bapak, anak-anak dan lainnya, sungguh senang bisa berkenalan dengan warga Pabuaran ini yang menyambut kami dengan hangat. Hingga waktu yang lalu juga, saat survey membantu kelompok kita mencari tempat tinggal selama sebulan itu.

Selain sebagai Kepala Divisi Humas, aku juga diamanahkan di anggota bidang sosial lingkungan atau biasa kita singkat dengan kata sosling. "Sosling Ulalaaa", jargon yang selalu digaungkan untuk penyemangat anggota dibidang ini, hehe. Mungkin bisa dibilang sosling adalah bidang paling menguras tenaga dalam setiap program kerja yang aku lakukan. Bagaimana tidak, kegiatan yang notabenenya selalu di area danau, dengan program kerja unggulan yaitu memperbaiki spot wisata yang ada di desa ini, yaitu Empang Gede Ciputih atau biasa disebut dengan Danau Cisawang, selalu memberi kesan yang sangat melekat di setiap pengerjaannya. Di bidang sosling ini, ada beberapa yang kita buat, yaitu ayunan, papan informasi, spot foto atau tempat nyantai untuk duduk di pinggiran danau dan juga memperbaiki pagar di tepian danau.

Hembusan angin pengantar perjalanan RGA 238

Sepekan sudah mengurai waktu, aku dan teman-teman menghabiskan keseharian dengan melaksanakan beberapa program kerja di minggu awal disana, termasuk bersosialisasi dan menjalin kedekatan dengan masyarakat desa, baik dari tokoh-tokoh masyarakat, karang taruna, anak-anak dan warga sekitar. Tentu saja kita menghabiskan waktu di RGA 238, lagi-lagi aku memberi sebuah singkatan untuk rumah yang kita singgahi untuk beberapa minggu kedepan ini. RGA 238 adalah singkatan dari Rumah Gama Anantara, aku berharap posko tempat kita singgahi ini menjadi tempat yang nyaman dan saling menjaga. Selain itu aku juga menghabiskan waktu di danau, program kerja unggulan yang dicanangkan pada bidang sosling. Hampir setiap sore aku ke danau untuk melaksanakan tugas-tugas yang harus diselesaikan sesuai yang kita jadwalkan. Hembusan angin di tepian danau ini begitu syahdu, saat aku sampai disana. Dedaunan pun ikut berterbangan, ditemani burung yang sedang berkicau, aku dan teman-teman bersama membersihkan danau ini agar tampak lebih indah dilihat.

Istirahat dari kerja bakti membersihkan Danau Cisawang
Istirahat dari kerja bakti membersihkan Danau Cisawang "Empang Gede Ciputih"
Tiga hingga lima hari pertama, kita fokus untuk membersihkan area Danau Cisawang. Tentu saja pekerjaan ini tidak hanya aku dan teman-teman saja, ini tidak luput diarahkan oleh Pak Armawi atau biasa kita panggil dengan Pak RT. Banyak sekali bantuan dan dedikasi yang diberikan Pak RT untuk kita, baik itu ide pikiran dan juga tenaga membantu kita untuk mencapai target-target yang sudah kita rancang untuk membangun desa wisata ini. Beliau sosok yang hebat, kuat dan murah hati. Banyak pelajaran dan hal-hal yang membuat kita senang dengan beliau, menyambut kami dengan suka cita dan mengiringi setiap langkah kami dalam menyelesaikan program kerja unggulan yaitu Desa Wisata yang diinisiasi oleh bidang sosial lingkungan.

Tidak hanya itu, di Minggu pertama kita juga ada agenda Gatra Edu Impact, salah satu program kerja dari bidang pendidikan. Di Selasa pagi, merupakan jadwal rutin ku untuk mengajar di SMP 11 Maret, Desa Pabuaran. Seni Budaya dan Keterampilan atau disingkat dengan SBK, adalah mata pelajaran yang aku ajari. Sebenarnya bukan keahlian aku namun aku sadar, mungkin aku ditempatkan di sini karena ketertarikan ku dengan kebudayaan. Aku senang dengan pengalaman ini, walau sebelumnya sudah berpengalaman mengajar, tapi saat di KKN, ada hal berbeda yang aku rasakan. Tanggung jawab mulai terasa besar, mulai merasa memainkan peran menjadi seorang guru, ketika para siswa memanggilku dengan panggilan ibu guru, tidak lagi dengan panggilan kakak.

Mengukir alur cerita menjadi kisah penuh suka cita

Hari demi hari dilewati, kegiatan-kegiatan lainnya terasa lebih padat, baik dari bidang kesehatan, aku membantu di Posyandu, mengadakan sosialisasi tentang kesehatan mental dan lain-lain. Tak lupa juga dari bidang keagamaan yang cukup menarik untuk dilirik di Desa Pabuaran ini. Desa yang dinobatkan sebagai Desa Kerukunan ini menjadi daya tarik untuk ditelusuri lebih lanjut. Masyarakatnya yang harmonis meski memiliki berbagai perbedaan agama, baik itu Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu (Sikh), dan Konghucu.

Selama disini, aku merasakan berbagai hal baru dan cerita baru. Aku pernah mengunjungi tempat ibadah Klenteng. Tepat kita disana, ada perayaan Sejit YM Kongco Kwan See Te Kun, aku dan teman-teman diperbolehkan untuk melihat dan menyaksikan berbagai pertunjukan seperti melihat Barongsai, ular naga, sesembahan, melihat bagaimana cara mereka berdoa terhadap Tuhannya dan lain-lain. Kita juga disambut baik oleh orang-orang disana dan mereka memberi sedikit banyaknya bagaimana agama mereka sambil diajak tour keliling Klenteng tersebut. Ini pengalaman yang cukup menarik bagiku yang tidak pernah sama sekali mengunjungi tempat peribadatan agama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun