Mohon tunggu...
Juliastri Sn
Juliastri Sn Mohon Tunggu... Administrasi - MomBloggerPreneur, Content Creator and Podcaster at Laughing with Juliastri Sn

Seorang yang aktif, dinamis dan menyukai hal-hal yang baru, unik dan berbeda dari yang sudah ada. Seorang pemimpi tingkat tinggi, pengkhayal dan suka berangan-angan yang kadang sulit diterjemahkan oleh logika.. Buat yang ingin mengenal saya lebih jauh, silakan kunjungi blog saya : https://juliastrisn.com https://angananganku.blogspot.com https://ourhobbiesblog.blogspot.com https://bisnisnekad.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

(Lustrum Nikah) Ini Tahun Kelima, Sayang...

2 Januari 2012   08:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:27 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13254943141581685013

[caption id="attachment_152738" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumen Pribadi (Juliastri Sn)"][/caption] Teruntuk suamiku tercinta,

Mas, ingatkah di tanggal 30 Desember 2006, tepat 5 tahun yang lalu kita berdua saling mengucap janji di hadapan Tuhan untuk saling setia dalam keadaan suka dan duka, untung dan malang, sehat dan sakit hingga maut memisahkan kita ? Sungguh berat janji itu ya, mas..namun kita sudah berhasil melewatinya hingga tak terasa 5 tahun sudah perjalanan hidup kita bersama..

Di tahun pertama, bagiku mas adalah suami dan kekasihku. Aroma pacaran masih kental terasa. Segala sesuatunya terasa indah. Bulan madu yang kita jalani terasa begitu memabukkan. Lalu kebahagiaan itu lengkap sudah saat Tuhan mengaruniai kita seorang bayi laki-laki yang sempurna. Dia menjadi hadiah perkawinan istimewa kita yang sangat mahal harganya. Di waktu ini, kita belum mengenal yang namanya pertengkaran, hanya pernah mendengar saja. Segala sesuatu masih seia sekata, seiring sejalan..manis dan indah adanya..

Di tahun kedua, bagiku mas adalah suami dan ayah dari anak kita. Kita berdua menikmati pertumbuhan anak dari waktu ke waktu, yang sangat menghibur dan menggemaskan. Kita semakin giat bekerja, hingga waktu 24 jam seringkali kurang untuk kebersamaan kita. Lalu, salah paham mulai mengacau kehidupan kita. Pertengkaran kecil mulai tak terhindarkan, namun dengan cepat mampu kita selesaikan karena ada diantara kita yang mau mengalah dan mengenal kata maaf. Adanya masalah menjadi bumbu dalam perkawinan kita serta menjadi ujian yang menguatkan hubungan kita. Kita menjadi terbiasa menyelesaikan masalah secara bersama-sama.

Di tahun ketiga, bagiku mas adalah suami dan sahabatku. Kita sudah saling mengenal, dan menyadari bahwa pernikahan bukan lagi pacaran yang membuat kita saling malu-malu dan menutup sifat asli kita. Sedikit demi sedikit, sifat asli mulai terkuak. Tak seindah dulu, namun ini asli, bukan pura-pura. Tak ada lagi topeng yang menutupi jati diri kita masing-masing. Kita bebas lepas mengungkapkan isi hati kita dengan penuh luapan tanpa rasa takut lagi. Awalnya, ada kekagetan saat semuanya terasa begitu lugas, dan jauh dari apa yang kita bayangkan semula. Namun semua itu membuat kita sadar, bahwa kita bukanlah makhluk yang sempurna. Kita punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, untuk itulah kita tercipta untuk saling melengkapi.

Di tahun keempat, bagiku mas adalah suami, rekan bisnis sekaligus bos-ku. Kita berdua berhasil melewati masa-masa sulit dan senang menjadi karyawan, lalu sekarang beralih menjadi masa suka dan duka dalam berbisnis bersama. Kita sepakat resign bareng-bareng demi membuka usaha sendiri, tak lagi terikat pada suatu perusahaan orang lain. Usaha ini milik kita mas. Kita sama-sama punya visi yang sama untuk membesarkan anak-anak kita dengan semaksimal kita bisa. Kita masih bisa membuat diri kita lebih bermanfaat dengan memberdayakan diri dan orang lain. Kita bermimpi untuk meraih penghasilan tak terbatas, membuka lapangan pekerjaan bagi sesama, dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi orang lain yang membutuhkan. Jalan kita masih panjang, masih banyak mimpi-mimpi kita yang belum tercapai.

Di tahun kelima, bagiku mas adalah suami, kekasih, ayah anak kita, sahabat, bos dan juga belahan jiwaku. Seluruh hidupku ku pasrahkan padamu, mas.. Apa yang menjadi mimpi-mimpimu, keinginanmu aku dukung sepenuh hati. Pun sebaliknya, mas tak pernah melarangku untuk mengembangkan apa-apa yang menjadi bakatku. Kita sama-sama berjuang, sama-sama mendidik anak-anak kita dalam keadaan apapun. Semoga Tuhan senantiasa memberkati kita berdua untuk tetap saling mencinta, menguatkan cinta kita dan mampu menghadapi segala aral rintangan yang menghadang.

Mas, rasa cemburu dan sayang itu masih dan akan selalu ada untukmu, namun aku tak ingin menjadi istri yang posesif pun sebaliknya mas bukanlah suami yang posesif. Kita sama-sama saling membebaskan dalam kepercayaan. Jangan ada aroma kebohongan diantara kita, ya mas..sepahit apapun itu, aku dan mas harus sama-sama tahu. Kita saling percaya, dan semoga 30 tahun lagi atau mungkin 50 tahun lagi saat usia kita saling merenta, saat fisik tak sekuat sekarang, saat anak-anak kita sudah besar, saat dunia sudah semakin berubah, cinta itu tetap ada bahkan semakin kuat. Semoga tak ada yang mampu memisahkan kita, kecuali maut yang sudah digariskan oleh Tuhan. Semoga..I love you, mas..Happy 5th wedding anniversary..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun