Ini hanya omong kosong belaka, buah dari imajinasi saya yang mulai overload di benak saya. Banyak keinginan, tapi saya sadar hal ini mustahil adanya. Karena saya bukan Tuhan. Saya hanya ingin sedikit berbagi tentang pemikiran saya yang mungkin dianggap tidak masuk akal. Tapi, tak ada salahnya jika kita membiarkan imajinasi kita mengembara, lepas, tanpa ada batasan asal bisa dipertanggungjawabkan...
Bermula dari keprihatinan akan semakin maraknya free sex, pemerkosaan, perselingkuhan dan pemahaman akan seks yang mulai salah kaprah, saya sedikit prihatin. Apakah ada yang salah dengan semua ini ? Tuhan telah menciptakan seks dengan begitu indah dan agungnya untuk sesuatu yang baik. Kenikmatan yang diperuntukkan bagi manusia yang sudah sewajarnya menikmatinya : suami dan istri. Hanya itu. Dilain itu, tak ada yang berhak untuk menikmatinya. Itu dasarnya.
Tapi seiring dengan pergeseran jaman, sebagian orang sudah menganggap bahwa kehilangan keperawanan sebelum menikah adalah sesuatu yang lumrah, mengikuti jaman yang semakin edan. Bahkan belum lama ini beredar video tentang hubungan intim seorang wanita berumur (ibu-ibu )dengan anak laki-laki berumur kurang lebih 2 tahun yang diajari cara-caranya. Gila, seumur anak saya ! What’s going on ?
Andaikata, cara membuat anak dibedakan rasanya dengan rasa seks untuk kenikmatan, mungkin tidak akan terjadi free sex, prostitusi, perkosaan dan perselingkuhan. Maksudnya begini, kalau saya Tuhan, akan saya buat suatu sistem dimana suami dan istri hanya bisa berhubungan badan dengan pasangannya sendiri. Alat vital suami hanya pas dengan alat vital istrinya sendiri. Masing-masing orang mempunyai bentuk kelamin yang berbeda-beda.
Misalnya, pasangan suami istri Andi dan Ani mempunyai bentuk alat vital seperti mur dan baut ukuran 12. Pasangan suami istri Dedi dan Indah mempunyai alat vital seperti botol dan tutupnya, demikian seterusnya tanpa ada yang sama. Ada banyak jenis bentuk dan ukuran yang hanya cocok dengan yang benar-benar jodohnya.
Saat sedang mencari pasangan untuk menikah, akan ada sinyal-sinyal tertentu yang akan menunjukkan apakah dia memang jodoh kita atau bukan. Jika jodoh, akan ada bunyi "klik" diiringi suatu chemistry yang luar biasa kuat diantara keduanya, dan otomatis akan ada kecocokan dengan alat vital masing-masing. Sedangkan jika tidak cocok, akan ada bunyi “Tet tot…” ( ingat kuis Famili 100 ? ), dan saran untuk terus mencari sampai dapat. Dan ini hanya berlaku bagi yang sudah cukup umur untuk menikah.
Selain itu, akan dipisahkan suatu metode yang berbeda untuk membuat anak. Dalam alat vital kita ada semacam tombol untuk menunjukkan apa tujuan hubungan seks kita dengan pasangan. Jika hanya ingin bermesraan menuju kenikmatan bersama, cukup tekan tombol ‘mesra’ dan lakukan hubungan, maka akan tercapai klimaks kenikmatan.
Jika ingin membuat anak, tinggal pencet tombol ‘baby’ dan terjadi proses membuat anak yang rasanya berbeda dari mesra. Rasanya tidak nikmat, malah ada rasa sakitnya, supaya suami yang jadi calon bapak bisa merasakan sakitnya istri saat melahirkan.
Dan akan terlihat, jika memang ingin punya anak, harus berjuang untuk mendapatkannya sehingga tidak ada alasan untuk menelantarkan anak setelah lahir nantinya. Lha wong, bikinnya sakit je..mana tahan..?
Jadi, bagi pasangan yang baru menikah tapi belum pengin punya momongan cukup tekan tombol ‘mesra’ terus sampai ada keinginan untuk punya anak dan siap menahan sakit. Tapi, hati-hati ya, jangan sampai salah pencet tombol. Penginnya mesra saja, malah sakit karena yang kepencet tombol ‘baby’. Kalau sebaliknya kan nggak masalah, pengin punya anak malah pencet tombol mesra ya dinikmati dulu, nanti tinggal pencet tombol satunya, hehe.. .
Saya merasa metode ini cukup efektif karena orang akan mensyukuri pasangannya masing-masing. Dan dijamin tidak akan ada perkosaan, prostitusi, free sex dan perselingkuhan, lha ‘onderdilnya’ nggak ada yang cocok kecuali sama pasangannya sendiri ? Dan lagi, tidak ada rekayasa untuk operasi ganti kelamin misalnya. Tidak, karena sebagai Tuhan saya tidak akan membuat manusia lebih pintar dari saya (ups..bercanda lho Tuhan, saya cuma menulis..)
Mungkin, ini sebagian imajinasi saya. Cocok untuk bahan obrolan saja, dan tidak ada maksud apapun dibalik semua ini. Just for fun aja..karena jelas tidak mungkin saya menjadi Tuhan, ya toh ?
Sumber : Blog Penulis http://www.angananganku.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H