Jakarta, 1 Oktober 2024 -Â Influenza-Like Illness (ILI) adalah infeksi pernapasan ringan yang gejalanya mirip dengan flu, seperti demam lebih dari 38 derajat Celcius, batuk, sakit tenggorokan, dan gejala tidak muncul lebih dari 10 hari. ILI bisa disebabkan oleh virus-virus lain selain virus influenza, seperti coronavirus, rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV), parainfluenza, adenovirus, dll. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di lingkungan padat seperti sekolah dan berpotensi menimbulkan wabah. Berdasarkan Laporan Surveilans Influenza yang dilakukan oleh WHO, kasus Influenza-Like Illness dan proporsi kasus per 1.000 pasien rawat jalan di Indonesia menunjukkan grafik yang fluktuatif dari awal tahun 2024 hingga bulan Oktober. Namun, sepanjang bulan September hingga minggu pertama Oktober menunjukkan angka dan proporsi yang lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya, yaitu 58 kasus dan 2 kasus per 1.000 pasien rawat jalan. Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga mencatat kejadian kasus ILI setiap minggunya yang tersebar di seluruh wilayah.
Terletak di Jakarta Timur, SD Negeri Jatinegara 15 Pagi berada di kawasan yang padat penduduk sehingga risiko penyebaran penyakit menular cukup tinggi. Untuk menghadapi tantangan ini, mahasiswa Kesehatan Masyarakat dari Universitas Negeri Semarang, Julia Silverita Yasmin dan teman-teman, melangsungkan program sosialisasi Influenza-Like Illness Awareness di SD Negeri Jatinegara 15 Pagi yang berfokus pada peningkatan kesadaran dini tentang ILI, terutama bagi anak-anak sekolah dasar yang rentan terkena infeksi pernapasan. Anak-anak usia sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan terhadap penularan penyakit ILI karena interaksi yang tinggi di antara mereka dan implementasi yang tidak konsisten terkait menjaga kebersihan dan kesehatan. Penyuluhan ini juga bertujuan untuk menekan angka penularan dan membangun kebiasaan sehat sejak usia dini yang berpotensi membawa dampak jangka panjang dalam mengurangi beban kesehatan masyarakat.
Dalam program ini, siswa diajarkan untuk mengenali gejala ILI, mengetahui penyebab dan cara penyebarannya, memahami cara pencegahannya, dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang efektif. Selain itu, edukasi tentang kebersihan tangan, penggunaan masker, dan etika batuk juga dilakukan untuk memperkuat cara-cara yang dapat siswa lakukan sebagai langkah penularan virus di lingkungan sekolah. Melalui pendekatan yang tepat yaitu quiz interaktif dengan beragam bentuk pertanyaan dan permainan edukatif, program ini berhasil menarik perhatian para siswa dan mengukur pengetahuan mereka tentang ILI, serta mendorong mereka untuk mendengarkan materi penyuluhan. Metode sosialisasi yang disajikan secara menyenangkan membuat siswa mudah memahami isi penyampaian materi. Hasil dari program ini menunjukkan peningkatan pemahaman siswa tentang gejala ILI dan langkah-langkah pencegahan yang harus dilakukan, yang juga diikuti oleh perubahan perilaku positif, seperti kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan menggunakan masker ketika sakit.
Dengan demikian, program ini diharapkan tidak hanya menekan angka penularan ILI di SD Negeri Jatinegara 15 Pagi, tetapi juga dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Jakarta Timur dalam menerapkan program pencegahan penyakit. Melalui edukasi dan penerapan perilaku hidup sehat, sekolah dapat berperan penting dalam membentuk generasi yang lebih sadar kesehatan. Sebagai salah satu kegiatan inisiasi yang positif, kegiatan semacam ini dapat menjadi langkah awal dan terus berkelanjutan dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H