Â
Flyer KBMN Gel. 28 Materi Ke-16 (Sumber Tim Solid)
Â
"Bernostalgia melalui Buku Cerita Digital"
oleh: Julia Roli Sennang Banurea, S.Pd,Gr.
SD N 06 Ransi Dakan Kabupaten Sintang
      Masa kecil merupakan masa yang tidak terlewatkan dengan "buku cerita". Bahkan biasanya orang tua mendongeng ragam cerita di malam hari untuk anaknya.
      Buku cerita dapat dijadikan sebagai sarana dalam mengantar pembaca dan pendengar masuk ke dalam alur. Sehingga memungkinkan terjadi penghayatan dan larut dalam kisah cerita. Apalagi buku cerita biasanya disuguhi gambar yang merepresentasi gagasan  cerita.
      Gambar mampu menghipnotis pembaca, seolah-olah nyata dalam menyaksikan cerita. Seperti kebiasaan peserta didik yang berada di jenjang sekolah dasar dan menengah pertama. Biasanya di sekolah, ketika guru membawa peserta didik ke perpustakaan, mereka akan mencari buku cerita yang memiliki gambar dan berwarna.
      Peserta didik biasanya suka dengan buku cerita karena alur dan ending yang membuat penasaran serta memiliki amanat untuk pembaca.
      Buku cerita biasa terdiri dari buku cerita anak, komik dan buku silat. Hingga saat ini buku cerita masih tetap menghiasi perpustakaan atau bacaan pojok dimanapun berada. Selain untuk dibaca anak-anak, bisa juga untuk umum.
Banyak buku cerita yang beredar di masyarakat dalam bentuk cetakan. Contoh, dongeng tentang si kancil, timun mas, kumpulan fabel, cerita rakyat nusantara dan lainnya.
      Namun kini, buku cerita yang biasa dibaca di buku, dapat kita lihat di dalam dunia digital atau e-book.