Mohon tunggu...
Juliarni Clarisa Rajagukguk
Juliarni Clarisa Rajagukguk Mohon Tunggu... Penulis - Guru - SMK - Teknik Instalasi Tenaga Listrik

My Artikel : https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/circuit/article/view/14913/7744

Selanjutnya

Tutup

Music

Musik sebagai Bentuk Ekspresi Politik

12 Juli 2024   19:08 Diperbarui: 12 Juli 2024   19:10 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Musik telah lama menjadi medium yang kuat untuk mengekspresikan berbagai gagasan dan emosi, termasuk dalam ranah politik. Sejak zaman dahulu, musik digunakan sebagai alat komunikasi, propaganda, dan pemberontakan. Musik sebagai bentuk ekspresi politik berperan penting dalam menyuarakan ketidakadilan, memobilisasi massa, dan menyatukan komunitas dalam menghadapi isu-isu sosial dan politik.

Sejarah Musik dan Politik

Musik selalu memiliki hubungan erat dengan politik. Pada masa perang kemerdekaan di berbagai negara, musik patriotik sering digunakan untuk membangkitkan semangat perjuangan. Lagu-lagu seperti "La Marseillaise" di Prancis dan "We Shall Overcome" di Amerika Serikat menjadi simbol perlawanan dan harapan.

Di Indonesia, lagu "Indonesia Raya" karya WR Supratman menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Musik tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga alat propaganda yang efektif untuk menyebarkan semangat nasionalisme dan meraih kemerdekaan.

Musik dan Gerakan Sosial

Pada dekade 1960-an dan 1970-an, musik menjadi tulang punggung berbagai gerakan sosial. Di Amerika Serikat, gerakan hak-hak sipil diperkokoh oleh musik-musik seperti "Blowin' in the Wind" oleh Bob Dylan dan "A Change is Gonna Come" oleh Sam Cooke. Musik menjadi cara untuk mengekspresikan kekecewaan dan harapan masyarakat yang terpinggirkan.

Di Indonesia, gerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang berujung pada reformasi juga tidak lepas dari peran musik. Lagu-lagu seperti "Bongkar" oleh Iwan Fals menjadi anthem bagi para demonstran yang menuntut perubahan dan keadilan.

Musik sebagai Bentuk Perlawanan

Musik sering kali menjadi alat perlawanan terhadap rezim otoriter. Di banyak negara, musisi yang vokal terhadap pemerintah sering menghadapi sensor, penangkapan, atau bahkan pengasingan. Namun, hal ini tidak menghentikan mereka untuk terus berkarya dan menyuarakan kritik mereka.

Contohnya, di Afrika Selatan, musik menjadi salah satu alat untuk melawan apartheid. Musisi seperti Miriam Makeba dan Hugh Masekela menggunakan musik mereka untuk mengkritik sistem apartheid dan menyebarkan pesan anti-rasisme ke seluruh dunia.

Peran Musik dalam Demokrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun