Mohon tunggu...
Juliaputry Erika
Juliaputry Erika Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

PGSD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan moral yang di kemukakan oleh Laurence kohlberg

18 Januari 2025   21:44 Diperbarui: 18 Januari 2025   22:03 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lawrence Kohlberg dilahirkan pada tanggal 25 Oktober 1925 di Bronxeville, New
York. Kohlberg sangat tertarik dengan karya Piaget yang berjudul the moral judgment of the
child. Ketertarikan Kohlberg tersebut mendorongnya untuk melakukan penelitian tentang
proses perkembangan pertimbangan moral pada anak.
Istilah moral berasal dari kata latin
"mores" yang artinya tata cara dalam kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan.
Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus
dipatuhi. Moral merupakan kaidah moral dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam
hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat. Moral merupakan standar baik dan
buruk yang ditentukan individu oleh nilai-nilai sosial budaya dimana individu tersebut menjadi
anggota komunitas sosial. Moralitas merupakan aspek kepribadian yang diperlukan seseorang
dalam kaitannya dalam kehidupan sosial secara harmonis, adil dan seimbang. Perilaku moral
diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai, ketertiban, penuh keteraturan dan
keharmonisan. Menurut Kohlberg penalaran atau pemikiran moral merupakan faktor penentu
yang melahirkan perilaku moral. Oleh karena itu, untuk menemukan perilaku moral yang
sebenamya dapat ditelusuri melalui penalarannya. Artinya, pengukuran moral yang benar tidak
sekedar mengamati perilaku moral yang tampak, tetapai harus melihat pada penalaran yang
mendasari keputusan perilaku moral tersebut.Kohlberg tidak memusatkan perhatiannya pada perilaku moral, artinya apa yang dilakukan seseorang individu tidak menjadi pusat pengamatannya. Ia menjadikan penalaran moral sebagai pusat kajian, dimana penalaran moralini menekankan pada keputusan bahwa sesuatu adalah baik dan buruk.

Secara individu seseorang menyadari bahwa ia merupakan bagian anggota
kelompoknya, maka secepat itulah pada umumnya individu menyadari bahwa aturan-aturan
perilaku yang boleh, harus atau dilarang melakukannya. Proses penyadaran tersebut berangsur
tumbuh melalui interaksi dengan lingkungannya dimana individu itu mungkin mendapat larangan, suruhan, pembenaran/ persetujuan, kecaman/celaan, atau merasakan akibat-akibat
tertentu yang mungkin menyenangkan atau memuaskan atau mungkin pula mengecewakan dari
perbuatan-perbuatan yang dilakukannya.
Penalaran Moral
Sebuah ilustrasi kisah penalaran moral disampaikan oleh Kohlberg dalam salah satu
aitem tesnya yaitu...seorang wanita sedang sekarat akibat kanker. Seorang pakar obat telah
menemukan obat yang dinilai para dokter dapat menyelamatkan nyawa wanita itu. Pakar obat
tersebut mengenakan biaya yang sangat mahal untuk satu dosis kecil yaitu $ 2.000, sepuluh
kali lebih besar dari biaya pembuatan obat tersebut. Suami wanita yang malang itu, Heinz,
meminjam uang dari semua orang yang dikenalnya tetapi hanya mampu mengumpulkan $
1.000. Dia memohon kepada si pakar obat untuk menjual obat tersebut kepadanya dengan
mencicil $ 1.000 sekarang dan sisanya di kemudian hari. Pakar obat tersebut menolak dan
berkata, "saya menemukan obat tersebut dan akan mendapatkan uang darinya". Heinz yang
putus asa kemudian menyusup ke took pakar obat tersebut dan menciri obat tersebut. Apakah
Heinz seharusnya melakukan hal tersebut?, mengapa dan mengapa tidak?.
Masalah Heinz merupakan contoh paling masyur dari pendekatan Kohlberg terhadap
perkembangan moral. Dimulai pada tahun 1950-an, Kohlberg dan para koleganya
menyampaikan dilema hipotetis seperti ilustrasi kisah di atas kepada 75 anak laki-laki berusia
10, 13, dan 16 tahun dan terus menanyai mereka secara periodis selama lebih dari 30 tahun.
Pada inti setiap dilema adalah konsep tentang keadilan. Dengan menanyai respondennya
bagaimana cara sampai kepada jawaban mereka, Kohlberg menyimpulkan para responden
menilai hubungan sosial dan perbuatan tertentu sebagai 'adil' atau 'tidak adil', 'baik' atau
'buruk' sesuai dengan struktur mental dan tingkat perkembangan moral mereka masing-
masing. Berdasarkan penelitiannya tersebut, Kohlberg menarik kesimpulan bahwa:
a. Penilaian dan perbuatan moral pada intinya bersifat rasional. Keputusan moral
bukanlah soal perasaan atau nilai, melainkan selalu mengandung suatu tafsiran kognitif terhadap keadaan dilema moral dan bersifat konstruksi kognitif yang bersifat aktif terhadap
titik pandang masing-masing individu sambil mempertimbangkan segala macam tuntutan, hak,
kewajiban, dan keterlibatan setiap pribadi terhadap sesuatu yang baik dan yang adil.
Kesemuannya itu merupakan tindakan kognitif.
b. Terdapat sejumlah tahap pertimbangan moral yang sesuai dengan pandangan
formal harus diuraikan dan yang biasanya digunakan remaja untuk mempertanggung jawabkan
perbuatan moralnya.
c. Membenarkan gagasan Piaget bahwa pada masa remaja sekitar umur 16 tahun
telah mencapai tahap tertinggi dalam proses pertimbangan moral. Sebagaimana penelitian
Piaget telah membuktikan bahwa baru pada masa remaja pola pemikiran operasional-formal
berkembang. Demikian pula Kohlberg menunjukkan adanya kesejajaran antara perkembangan
kognitif dengan perkembangan moral, yaitu bahwa pada masa remaja dicapai tahap tertinggi
perkembangan moral, yang ditandai dengan kemampuan remaja menerapkan prinsip keadilan
universal pada penilaian moralnya.
Dalam teori Kohlberg, penalaran yang mendasari respons seseorang kepada dilema
moral, dan bukan jawaban itu sendiri, yang mengindikasikan tahapan perkembangan moral.
Kiranya sebagai sandingan, perlu untuk melihat kesamaan perkembangan moral antara teori
Piaget dan Kohlberg.
Piaget mengemukakan perkembangan moral dalam tiga tahap. Anak bergerak secara
gradual dari satu tahap ke tahap lainnya, pada level usia yang beragam. Sebagaimana Kohlberg,
untuk memancing pemikiran moral, Piaget pada tahun 1932 juga menceritakan sebuah kisah
tentang dua orang anak, 'Pada suatu hari Augustus memerhatikan tempat tinta ayahnya kosong
dan memutuskan membantu sang ayah dengan mengisikannya. Ketika ia membuka botol, ia
menumpahkan banyak tinta di taplak meja. Seorang anak laki-laki yang lain, Julian, bermain
dengan tempat tinta ayahnya yang diketahui tak boleh dilakukannya, dan kemudian
menumpahkan sedikit tinta di atas taplak meja'. Kemudian Piaget akan bertanya, "Manakah di
antara kedua anak tersebut yang lebih nakal?".
Biasanya anak berusia di bawah 7 tahun menganggap Augustus lebih nakal, karena
dia telah membuat noda yang lebih besar. Anak yang berusia lebih tua mengenali bahwa
Augustus bermaksud baik dan membuat noda besar secara tidak sengaja, sedangkan Julian membuat noda kecil karena melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dia lakukan. Piaget
menyimpulkan, penilaian moral yang belum matang hanya berpusat pada tingkat pelanggaran,
sedangkan penilaian yang lebih matang akan mempertimbangkan niat.

Tahap Perkembangan Penalaran Moral
Kohlberg telah membuktikan bahwa pertumbuhan dalam pertimbangan moral (moral
judgment) merupakan proses perkembangan. Hal itu terjadi bukan melalui proses pencetakan
aturan-aturan dan keutamaan-keutamaan dengan cara memberi teladan, nasehat, atau memberi
hukuman dan ganjaran, tetapi melalui suatu proses pembentukan struktur kognitif.

Kohlberg menyatakan asumsi teori kognitif tentang perkembangan moral adalah
sebagai berikut:

a. Perkembangan moral berbasis pada struktur kognitif.

b. Motivasi dasar moralitas adalah motivasi umum antara lain melalui penerimaan,
kompetensi, harga diri, realisasi diri lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan biologis dan
mengatasi kecemasan atau rasa takut.

c. Aspek-aspek mayor perkembangan moral adalah universalitas kultur, sebab
semua kultur memiliki sumber interaksi sosial dan konflik sosial yang sama yang mensyaratkan
integrasi moral.

d. Norma dan prinsip moral yang mendasar adalah struktur yang muncul melalui
pengalaman yang diperoleh melalui interaksi sosial lebih dari sekedar melalui internalisasi
aturan sebagai struktur eksternal. Tahapan moral tidak dapat diterapkan dengan internalisasi
peraturan tetapi dengan struktur interaksi antara diri dengan orang lain.

e. Lingkungan yang mempengaruhi perkembangan moral didefinisikan sebagai
kualitas dan keluasaan kognitif dan stimulasi sosial sepanjang perkembangan anak lebih dari
sekedar pengalaman khusus dengan orangtua atau pengalaman disiplin yang mencakup
hukuman dan ganjaran.
Perkembangan moral dalam teori Kohlberg memberikan hasil yang mirip dengan teori
Piaget, akan tetapi model ini lebih kompleks.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun