Mohon tunggu...
Juli
Juli Mohon Tunggu... -

perempuan biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bahagia Itu...

7 Februari 2016   00:05 Diperbarui: 7 Februari 2016   00:17 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mba..bahagia itu harus di kejar..jangan di tunggu..” katanya lewat telephon yang sudah mulai terasa panas menempel ditelingaku. Gak terasa sudah hampir dua jam lebih aku bicara dengannya..dan ini kejadian langka karena biasanya aku paling ogah bicara dengan teman yang aku kenal via dunia maya.

Tapi yang ini emang beda. Enak di ajak bicara, sopan, dan sedikit manja. Masalalu membentuk dia jadi pribadi matang.Berpikir jauh lebih dewasa dari usianya,ulet, dan cerdik. Selisih umur 12 tahun dengan ku tidak membuat aku merasa ada jarak terbentang saat berbicara dengan dia. Nyambung nyambung aja tuh..Padahal aku dan dia punya kehidupan yang jauh berbeda. Lingkup sosial yang berbeda, pergaulan yang beda..tapi sejauh ini perbedaan itu tidak menyulitkan komunikasi, malah sebaliknya membuat aku tertarik karena punya kesempatan mengintip sisi lain kehidupan yang belum pernah aku tahu bahkan rasa melalui obrolan dan cerita tentang pengalaman hidupnya.

.“Mbaaaa..halo kok diam sih ?? “ katanya terdengar sedikit berteriak di telingaku.“Yaaa…” Sahutku cepat.“Bagaimana mengejarnya jika aku sendiri gak tahu apa yang bisa bikin aku benar benar merasa bahagia..” lanjutku pelan.”Apa yang akan aku kejar ? “ tanyaku kemudian.
“Looooh…”sahutnya dengan nada heran.” Hidup ini indah loh mbaaa…beneran deh aku gak boong kok..” lanjutnya lagi. Panjang dan lebar dia berusaha menyakinkan ku tentang indahnya hidup .Menurut dia dan kebanyakan orang pada umumnya. Bla..bla..bla..dan blaaa….Dan telephon selulerku pun terasa makin panas saja menempel di telinga.

Kuakhiri obrolanku dengannya sepuluh menit kemudian, karena aku nyaris tertidur mendengar merdu suaranya. Panjang lebar penjelasan anak muda penuh semangat yang berusia 28 tahun tentang kebahagiaan itu tak ubahnya bagai dongeng yang bikin mataku makin berat untuk dibuka.Tak hanya itu saja, rangkaian kata dari suara merdunya membuat aku berpikir ulang tentang arti kebahagiaan buat aku. Menjelang kepala empat usiaku yang tinggal beberapa hari lagi aku masih saja susah merumuskan arti kata bahagia.

Lelah mencoba menelaah arti bahagia sambil membayangkan kira kira seperti apa wajah teman di dunia maya ku yang satu ini membuat aku merasa ringan…melayang..dan gelap.

Tertidur dalam pencarian panjang makna kata bahagia .

Semarang, 
Ketika aku merindukan canda dan semangatmu..
Special thanks to yang BB nya baru aja hang..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun