Ku melangkah tanpa arah hari ini
melihat setiap sudut kota yang mengaku metropolitan
menghirup udara yang termanipulasi oleh zaman
serta mencari kaum adam yang bisa menghilangkan dahaga ini
Pelosok demi pelosok kulalui dalam hitungan menit
hanya membawa diri dan segenggam keberanian
memikirkan fantasi kamasutra yang telah merasuki ku
wajah ini makin gencar melakoni perannya
Settingan malam ini pun berhasil menggait cowok binal
tatapannya makin membuatku merasakan guncangan yang kuat
tak ada alasan untuk membuat diriku merana malam ini
kode pun menjadi jalan untuk menggapainya
Malam semakin larut dalam harinya
menyembunyikan matahari dariku detik ini
membuatku terbuai oleh indahnya gelap
senyum manja meringis pun mendatangiku
Gairah malam ini makin mendekati klimaksnya
Nico makin membuatku terpesona oleh keindahan tubuhnya
Ia menggapai tangganku lalu mencumbu bibir perawan ini
Olahan bibirnya menjadi semakin beringas mengoral lekukan bibirku
Tubuhku pun menjadi miliknya malam ini
kelihaian tangannya membuat hausku sedikit terobati
meraba tubuhku dari atas hingga menuju daerah istimewah ku
lalu Nico menghentikan semuanya tanpa bersuara
Fantasiku pudar begitu saja tanpa jejak
mencoba tatapan binal yang tak ampuh untuk menyudahi kecanggungan yang terjadi
Nico bisu dan berkata " Aku Bukan Pemuja Keperawanan "
Dia berlalu dan meninggalkanku tanpa sehelai benang pun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H