“Bapa Minta Mama (Kedua)”
Julianto Simanjuntak
Seorang Pimpinan Jemaat di sebuah Kota di Papua suatu hari mengunjungi seorang pejabat penting di daerahnya, yang kebetulan anggota jemaatnya. Di penghujung acara perkunjungan itu seperti biasa Sang Pendeta bertanya,
"Bapa, adakah yang perlu didoakan?"
Si Pejabat lalu menjawab,
"Pendeta, tolong berdoa, bapa ini perlu Mama kedua (istri muda)...."
Tentu si Pendeta berpikir keras bagaimana memberi respon atas permintaan doa tersebut, agar si pejabat tidak merasa tersinggung. Dia sejenak menatap istrinya yang mendampinginya saat itu. Mereka berdua memandang wajah istri pejabat yang juga ikut hadir. Nampaknya istri pejabat ini tenang saja. Dari yang mereka kenal, istri si pejabat ini memang tidak pandai merawat diri. Pakaiannya biasa, dan penampilannya amburadul.
Dengan berhikmat, Pak Pendeta mendoakan hal yang umum. Tidak khusus seperti permintaan umatnya. Namun situasi itu menggerakkan hati ibu gembala mengundang istri pejabat ke rumahnya. Ibu Gembala melatih ibu pejabat ini untuk merawat diri dengan baik. Menata rambut, mengatur pakaian yang serasi, juga merawat wajahnya.
Tiga bulan berlalu. Wajah dan penampilan istri pejabat ini berubah total. Menjadi lebih cantik, menarik dan enak dipandang. Juga jauh lebih pandai merawat rumah, suami dan anak-anak.
Pak Gembala pun kembali berkunjung ke rumah jemaatnya ini. Saat mau pulang, seperti biasa pendeta bertanya, "Bapa, ada yang mau didoakan?"
Pejabat menjawab, "Oh, tidak ada. Mengucap syukur saja Pak Pendeta..."
"Bagaimana dengan permintaan mama kedua, bapa?"