[caption id="attachment_118511" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] By. Julianto Simanjuntak**** (Jika engkau mudah tawar hati dalam kesesakan, kecillah kekuatanmu) Apakah sesuatu yang tawar tetapi rasanya pahit? Jawabannya: tawar hati. Jangan main-main dengan tawar hati. Hati yang tawar adalah sikap batin yang mulai apatis, dingin terhadap seseorang atau situasi di sekitar kita. Disebabkan oleh seseorang atau situasi yang membuat hati kita sungguh tidak nyaman (enak). Akibatnya cenderung kita menghindari orang atau situasi tersebut supaya tidak bertemu. Bawaannya kita menjadi malas, cuek dan kalau bisa menghindar. Karena jika bertemu, rasanya sungguh  tidak nyaman dan menyiksa. Penyebab Tawar hati (beberapa kasus) 1. Seorang istri, pasangannya sudah empat kali selingkuh. Bukan hanya menyeleweng, sikapnya kasar pada klien kami. Sang suami Sudah berulangkali meminta maaf, tetapi masih juga mengulang kesalahan yang sama. Si istri merasa percuma memaafkan, percuma tinggal bersama dengan suami yang tidak mau belajar dari pengalaman. Klien saya merasa, tidak ada gunanya bicara lagi dengan pasangannya. Lalu ia memilih mendiamkan suami, cuek dan malas berkomunikasi. Hatinya hambar, malas bicara apalagi menegur. Dia sudah mencap suaminya : manusia BEBAL. 2. Seorang ayah, tawar hati pada anaknya. Sudah enam tahun anak laki satu satunya ini pake narkoba. Sudah 4 kali keluar masuk panti narkoba. Sudah menguras harta dan membuat malu keluarga. Akhirnya memilih mendiamkan anak. "Hati saya tawar Pak, capek Pak. Saya memilih cuek kepada anak saya. Terserah dia deh  mau apa..saya nggak peduli. Titik!!! ". Ayah -anak ini sudah lama saling tidak bertegur sapa. Kasihan sang istri/ ibu yang harus menjadi penyambung lidah keduanya. 3. Seorang remaja siswa 2 SMU  tawar hati pada Ayahnya. Sejak kecil, ayahnya suka berjanji. Tapi sering tidak menepati. Terakhir ayahnya janji membelikan dia alat olahraga dan musik. Tetapi selalu lupa. Anak remaja ini mau bicara, mau menegur tapi tidak berani. Dia jenuh. Akibatnya suatu hari dia berteriak histeris di kamar mandi. Menangis, lalu tidak mau ke sekolah. Sang ayah menduga anaknya kerasukan. Tapi saat di bawa konseling, sang anak jelas mengatakan di depan ayah dan ibunya ( dan saya) : " Saya kecewa karena Papa selalu mengingkari janji. Saya sudah muak dengan janji Papa...". Tentu papanya terperangah, tak menduga jawaban tersebut. Dia mengira anaknya kerasukan, tetapi ternyata "setan" yang merasuk anaknya hingga histeris adalah.......hmm Dari kasus kasus di atas tawar hati bisa disebabkan oleh pengalaman kecewa yang berulang-ulang oleh orang yang Anda cintai. Pemicunya bisa berupa harga diri yang rendah dan daya tahan stres yang kurang. Bisa juga dipicu oleh minimnya pengenalan kita pada orang terdekat, sehingga harapan kita lebih tinggi daripada realitas yang ada. Dampak Tawar Hati Dari kasus di atas jelas tawar hati berakibat buruk. Beberapa dampaknya antara lain: Pertama, merusak komunikasi antar anggota keluarga. Ini bisa terjadi antar sahabat atau antara atasan dan bawahan di kantor. Komunikasi yang rusak membuat perasaan sangat tidak nyaman. Ketemu salah, tidak bertemu juga salag. Perilaku menghindar adalah cirinya. Kedua, mengganggu perasaan. Menghilangkan semangat dan antusiasme. Bagi anak-anak hal ini bisa mempengaruhi pelajaran di sekolah. Mempengaruhi produktifitas pekerjaan di kantor atau bisnis anda. Ketiga, merusak kesehatan. Tidak hanya mengganggu kesehatan emosi atau jiwa tetapi juga fisik. Tawar hati bisa membuat seseorang akhirnya apatis, diam-diam banyak menangis, atau putus asa dan berujung depresi. Keempat, merusak kehidupan spiritual. Tawar hati membuat kita enggan berdoa, karena merasa diri munafik. Merasa tidak nyaman karena kita sendiri sedang tidak berkomunikasi dengan orang di sekitar kita. [caption id="attachment_118510" align="alignleft" width="300" caption="ill. Google"][/caption] Beberapa Saran Sederhana 1. Hindarilah menyakiti hati pasangan dan anak Anda, apalagi sifatnya berulang. Segeralah minta maaf, dan usahakan sungguh tidak mengulangi. Tunjukkan perubahan dalam diri Anda setelah minta maaf. Meminta maaf  tetapi tetap mengulang kesalahan hanya menambah rasa tawar hati. 2. Belajarlah berterus terang, jangan sembunyikan sesuatu pada pasangan atau orang yang anda kasihi. Keterbukaan membuat orang yang anda sayangi mengenali anda lebih baik. Agar mereka tidak terlalu memandang anda berlebihan. 3. Siapapun kita bisa mengalami tawar hati. Kita manusia yang terbatas, bisa disakiti dan menyakiti orang lain. Belajarlah memandang orang terdekat kita secara wajar. Jangan berharap terlalu  berlebihan. Kenali baik-baik siapa mereka. Pahami masa lalu mereka. Kenapa mereka bertingkah atau berkata  tertentu. Mungkin ada latar belakangnya. Makin kita kenal, makin kurang kekecewaan kita khususnya pada anak dan pasangan. 4. Milikilah spirit memaafkan. Masalah utama klien kami bukanlah pada berapa banyak  mereka dilukai, tetapi berapa stok cinta dan maaf dalam diri mereka. Belajarlah memaafkan, apalagi yang membuat anda tawar hati adalah anak atau pasangan sendiri. 5. Milikilah "jiwa yang lentur". Kembangkan Daya adaptasi atau kelenturan hati saudara. Terutama saat bersikap pada anggota keluarga yang sering membuat anda kesal atau marah. Misal, anak yang teradiksi narkoba atau game. Pasangan anda yang punya masalah dengan seks dan berkali-kali menyeleweng, dsb. Jika jiwa tidak lentur, maka kita akan mudah patah hati, tawar hati dan berujung pada sikap apatis terhadap orang lain dan situasi. 6. Kuatkan dan teguhkan hati. Pandanglah ke depan, miliki iman serta berharap pada Tuhan. Bahwa ada kemungkinan pasangan atau anak yang kita kasihi itu berubah suatu saat. Jangan hidup berdasarkan situasi tetapi bersandarkan janji-Nya. Sambil tekun berharap semoga suatu hari nanti awan gelap masalah kita ini sirna dan diganti dengan pelangiNya. Mulai sekarang Say No to "Tawar hati". Akhir kata, teman ...hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. Semoga bermanfaat, jika iya pls VOTE. Trims sudah komen dan silahkan berbagi pada aorang yang Anda cintai. Julianto Simanjuntak Menulis di sela Liburan keluarga @Meritus Mandarin Orchard Singapura
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H