Di sebuah aula megah yang disinari cahaya harapan, dua nama besar bertemu untuk merancang masa depan Indonesia. Telkom University dan Microsoft Indonesia meresmikan sebuah kolaborasi yang lebih dari sekadar tanda tangan di atas kertas; ini adalah langkah nyata menuju pendidikan berbasis kecerdasan buatan (AI).
Di era yang serba cepat ini, teknologi bukan lagi pelengkap, tetapi pondasi. Di sinilah letak visi besar dari kerja sama ini---menyiapkan generasi yang tak hanya memahami AI, tetapi juga mampu mengendalikannya, menggunakannya sebagai alat untuk membangun Indonesia menjadi bangsa emas pada 2045.
Melangkah Bersama Program Elevate
Arief Suseno, AI National Skills Director di Microsoft Indonesia, menyampaikan dengan penuh keyakinan bahwa program Elevate adalah kendaraan untuk mempercepat akselerasi teknologi AI dalam pendidikan. "Melalui program ini, Telkom University dapat mengimplementasikan AI dalam kurikulum dan pengajaran, mencakup pelatihan profesional, sertifikasi, hingga pengabdian kepada masyarakat," tuturnya.
Dalam dunia yang semakin terhubung, di mana batas antara realitas dan virtual kian samar, pelatihan dan sertifikasi bukan hanya tentang menambah deretan prestasi, tetapi tentang membekali generasi muda dengan kemampuan yang benar-benar relevan.
Komitmen Telkom University untuk Masa Depan
Rektor Tel-U, Prof. Dr. Adiwijaya, menyambut kerja sama ini dengan optimisme yang terasa menyala-nyala. "Kemitraan ini bukan sekadar langkah maju, tetapi lompatan strategis untuk menegaskan Telkom University sebagai pelopor pendidikan teknologi, khususnya AI. Kami berkomitmen mencetak talenta yang siap bersaing di kancah global dan memberikan dampak positif bagi masyarakat," ucapnya.
Dalam kata-katanya, tersirat impian besar bahwa kampus ini bukan hanya mencetak lulusan, tetapi pemimpin masa depan, inovator yang mampu menjawab tantangan zaman.
AI dan Tantangan Dunia Pendidikan
Pertemuan ini bukan hanya tentang merancang program. Di sana, dua kekuatan besar ini mengurai benang kusut tentang bagaimana AI bisa masuk ke ruang kelas tanpa kehilangan sentuhan manusiawi. Bagaimana teknologi yang begitu canggih bisa menjadi sahabat bagi para pendidik, bukan ancaman.