Mohon tunggu...
Juliansyah_Ian
Juliansyah_Ian Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Diploma 3 Bahasa Inggris di PTS di Jakarta

Namanya aja dosen; kerja utama saya mengajar. Saya juga suka menulis walaupun menulis itu nggak mudah. Kalau diiming-imingi uang, semangat menulis saya meninggi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tiga Langkah Menuju Kebahagiaan

14 November 2024   14:34 Diperbarui: 14 November 2024   14:40 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kebahagiaan adalah wujud dari perasaan bahagia. Karena merupakan perwujudan, maka kebagaiaan dapat terlihat dari hampir semua organ tubuh seseorang yang tampak keliatan. Mata yang cerah atau berbinar-binar sering dapat dipastikan menunjukkan kebahagiaan. Begitu juga senyum lebar dari mulut seseorang, dapat juga dianggap dari perwujudan kebahagiaan atau perasaan bahagia. Setiap orang pasti menginginkan kebahagiaan ini.  

Kebahagiaan adalah perasaan terpenuhinya keinginan. Semakin besar atau banyak keinginan terpenuhi, semakin besar peluang seseorang merasa bahagia. Seseorang yang sedang menginginkan kenaikan pangkat dan kenaikan pangkatnya terpenuhi, biasanya orang itu akan berbahagia, dan banyak lagi contoh lainnya. Intinya, keinginan yang terpenuhi bisa membuat orang berbahagia.

Berkaitan dengan keeratan hubungan antara keinginan dan kebahagiaan seperti diuraikan di atas, maka kunci kebahagiaan dapat diperoleh dengan melakukan 3 hal. Yang pertama, untuk dapat merasa bahagia, seseorang disarankan untuk tidak memiliki banyak keinginan. Yang kedua, seseorang akan merasa bahagia apabila orang tersebut dapat menetapkan keinginan yang wajar, bukan keinginan yang di luar kemampuannya; atau bukan keinginan yang muluk-muluk. Ketiga, seseorang disarankan untuk mau iklas menerima kenyataan apabila keinginan tidak terpenuhi. Rangkaian kalimat berikut mencoba menjabarkan ketiga poin tersebut.

Ketika seseorang memiliki banyak keinginan, maka orang tersebut memiliki peluang lebih besar untuk tidak dapat memenuhi keinginannya. Apabila ini terjadi, maka semua keinginan yang tidak dapat dipenuhinya dapat membuat orang tersebut tidak berbahagia. Selain itu, keinginan yang banyak akan membuat seseorang menjadi sangat sibuk; berpikir, merencanakan, dan melakukan banyak hal untuk mencapai keinginannya. Apabila hal ini terjadi, orang tersebut akan tidak punya waktu untuk 'menikmati' kebahagiaan hidup.

Tentang keinginan yang muluk-muluk, seseorang hendaknya dapat mengukur diri untuk tidak memaksakan diri pada suatu keinginan tersebut. Keinginan muluk adalah keinginan yang melewati batas-batas kesanggupan seseorang atau keinginan yang sulit dipenuhi dikarenakan ada atau banyaknya faktor penghalang yang tidak mungkin untuk diatasi. Sesuai dengan kriterianya, maka keinginan muluk cenderung gagal untuk dipenuhi. Selain itu, keinginan muluk biasanya menyita banyak waktu, pikiran, dan waktu seseorang karena biasanya keinginan muluk adalah keinginan yang 'besar' yang dianggap sebagai salah satu sumber kebahagiaan seseorang. Dengan tersitanya waktu, pikiran , dan waktu demi untuk satu keinginan muluk saja, maka seseorang cenderung untuk tidak dapat menkmati kebahagiaaan hidup.

Selanjutnya, karena kebahagiaan terkait dengan pemenuhan keinginan, maka seseorang dapat menyikapi sebuah kegagalan secara bijak, yaitu dengan keikhlasan, sehingga orang itu dapat merasakan kebahagiaan. Keikhlasan berarti menciptakan perasaan bahwa keinginan telah tercapai walaupun hanya di tingkat tertentu; bukan di level paling maksimal yang diinginkan. Keikhlasan adalah menciptakan rasa bahagia walaupun tingkat keinginan tertentu tidak terpenuhi.

==

Berdasarkan tulisan singkat di atas, seseorang dapat mengukur kebahagiaan dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dirinya dan menjawabnya dengan jujur. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Apakah anda dipenuhi dengan banyak keinginan? Kalau iya, maka mulailah dengan mengurangi keinginan dengan cara mulai melakukan skala prioritas atas banyaknya keinginan yang ingin dicapai. Kerjakan hal yang terkait dengan keinginan yang sedang ingin dicapai saja. Setelah 1 urusan selesai, maka mulailah mengerjakan urusan yang lain.
  • Apakah anda sedang mengejar keinginan muluk; keinginan yang sulit untuk dipenuhi karena batasan-batasan yang tidak mungkin untuk anda lewati? Kalau iya, anda harus berusaha keras membuang jauh-jauh keinginan itu. Begitu keinginan itu hilang, maka hidup anda akan lebih berbahagia karena anda tidak akan berhadapan lagi dengan kegagalan. Apabila anda tidak dapat membuang keinginan muluk tersebut, anda dapat mulai dengan 'menginventarisir' keinginan muluk tersebut untuk 'dikejar' di suatu waktu ketika semua penghalang sudah tidak ada.
  • Apakah anda sulit untuk ikhlas dengan kegagalan? Kalau iya, anda harus mulai belajar atau memperdalam keyakinan atas agama anda yang mengajarkan anda tentang keikhlasan. Sekali anda menemukan kenikmatan rasa ikhlas, maka hati anda akan lapang dari segala kesempitan hati, termasuk karena kegagalan.

Selamat berbahagia. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari tulisan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun