Mohon tunggu...
Julian
Julian Mohon Tunggu... Editor - desainer grafis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seorang desainer grafis dan blogger

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perusahaan Titan Group Suplai Batubara PLN

21 Februari 2023   11:18 Diperbarui: 21 Februari 2023   11:32 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Titan Infra Energy (TIE) menjadi penyuplai batu bara PLN terbesar di Indonesia saat ini. Kapasitas pasokannya ke PLN mencapai 1 juta ton per tahun. Selain memasok batu bara untuk ekspor, Titan Infra juga berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan energi dalam negeri dengan mempertahankan pasokan batu bara untuk industri dalam negeri.

TIE sebagai pemasok kebutuhan listrik nasional di Indonesia, memberikan pasokan batu bara sebesar 25% ke PLN. Anak perusahaan TIE, PT Banjasari Pribumi, melakukan aktivitas produksi batubara secara optimal.

Kebutuhan listrik nasional di Indonesia diperkirakan masih menggunakan batu bara sebagai sumber energi terbesar hingga tahun 2025. Dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi batu bara untuk kelistrikan naik sebesar 60%, sedangkan konsumsi batu bara untuk industri luar kelistrikan naik sebesar 52%.

Rencana Digitalisasi Pembangkit Listrik PLN

Anak perusahaan PLN, PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB), sedang dalam proses mengintegrasikan seluruh pembangkit listrik melalui integrasi digital. Program integrasi yang disebut remote engineering, monitoring, diagnostic and optimization (REMDO) ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan mempercepat penyelesaian masalah.

Pada tahap awal, sebagai pilot project, hanya lima pembangkit yang akan terintegrasi, yaitu PLTU Paiton unit 1, 2, 9, PLTU Rembang dan Pacitan. PJB secara keseluruhan mengelola 25 pembangkit listrik yang tersebar di seluruh Indonesia.

Cara Kerja Pembangkit Listrik Digital

Setelah semua pembangkit terintegrasi, semua data yang masuk dari pembangkit bisa dikelola secara real-time dan efisiensi pembangkit listrik bisa dipantau secara langsung. Sistem ini juga akan menyimpan dan merekam semua operasi yang terjadi di semua pembangkit listrik, termasuk masalah di semua pembangkit listrik sehingga data yang direkam dapat digunakan sebagai referensi untuk menyelesaikan masalah di pembangkit listrik dengan lebih cepat dan efisien.

PJB sedang memilih vendor (mitra) untuk mengeksekusi proyek digitalisasi tersebut. Diperkirakan biaya yang diperlukan adalah sekitar Rp. 13 juta per kilowatt (kw).

Manajer REMDOC PJB M Hariyadi mengatakan, setelah pengembangan pilot project selesai, seluruh pembangkit dapat terintegrasi dengan sistem ini pada akhir 2018. Dengan sistem ini, PJB akan menjaga efisiensi pada level yang stabil dan tidak berfluktuasi, sehingga efisiensi tersebut akan tercermin pada penghematan biaya bahan bakar pembangkit listrik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun